Gejolak Politik di Balik Pencopotan Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono

Round Up

Gejolak Politik di Balik Pencopotan Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 03 Mei 2025 09:20 WIB
Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono.
Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, (Foto: dok. DPRD Kota Surabaya)
Surabayas -

Ketua DPC Adi Sutarwijono dan Wakil Sekretaris Bidang Program Achmad Hidayat resmi dibebastugaskan dari jabatannya. Pencopotan jabatan ketua dan wakil sekretaris di DPC PDIP Surabaya ini memunculkan pertanyaan, gejolak apa yang tengah terjadi?

Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jatim, Budi 'Kanang' Sulistyono menegaskan, keputusan pencopotan itu diambil usai evaluasi menyeluruh dari DPP PDIP yang menyoroti kinerja soliditas partai berlambang banteng di Surabaya ini.

Bermula dari surat evaluasi seluruh kinerja DPC se-Jawa Timur, termasuk Surabaya dari DPP PDIP yang diterima DPD PDIP Jatim pada tanggal 30 April 2025. Evaluasi di DPC PDIP Surabaya itu terkait soliditas partai dan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi evaluasi kinerja terhadap soliditas partai, ini dianggap tidak menggembirakan," kata Kanang kepada wartawan di Kantor DPD PDIP Jatim Jalan Kendangsari Surabaya, Jumat (2/5/2025).

Kanang menjelaskan bahwa masalah soliditas itulah yang kemudian menjadi faktor turunnya perolehan kursi DPRD Surabaya pada Pemilihan Legislatif pada 2024 dari 15 kursi menjadi 11 kursi.

ADVERTISEMENT

"Kedua, soliditas tentang rutinitas. Rutinitas kinerja partai tentang rapatnya, bagaimana dan lain sebagainya. Ternyata memang ada beberapa yang yang kurang ideal ya. Komunikasinya enggak bagus. Ini adalah soliditas," ujarnya.

Kemudian, Kanang juga menyebut hal ini juga berhubungan dengan masalah keuangan. Sebab, Bendahara DDC PDIP Surabaya Taru Sasmito juga mendapatkan sanksi, bedanya sanksi peringatan.

"Terus hubungannya dengan keuangan dan lain sebagainya, pasti ada. Kenapa bendahara juga mendapatkan mendapatkan sanksi, peringatan? Karena sebenarnya bendahara juga menentukan. Akan tetapi bendahara kurang jeli. Ada beberapa yang Prosedurnya kurang bagus," jelasnya.

Sementara untuk sekretaris, Kanang mengingatkan persoalan prosedur surat-menyurat, administrasi, dokumentasi, aset dan lainnya yang kurang sempurna.

"Ini juga kurang sempurna, ini harus disempurnakan. Ini peringatan yang harus dilakukan. Bendahara juga demikian. Ini Ada hubungannya dengan keuangan? Iya, ada," pungkasnya.

Menanggapi pencopotan Ketua dan Sekretaris PDIP Surabaya ini, Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menduga akibat konflik internal di PDIP Surabaya yang ramai hingga ke sosial media.

"Nggak ada angin, nggak ada mendung, ini sangat mengejutkan. Tapi DPD dan DPP pasti punya penilaian sendiri yang menguatkan, namun saya duga itu akibat friksi yang terjadi di internal kader beberapa waktu lalu," kata Surokim saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (2/5/2025).

Surokim menyebut, konflik antarkader PDIP Surabaya ditengarai menjadi alasan utama pencopotan Awi. Apalagi, konflik itu bahkan merambah hingga ke sosial media.

"Kita bahkan sempat kaget terkait konflik terbuka di media sosial antarkader. Tapi, alasan persisnya kita nggak tahu apa yang terjadi," jelasnya.

Menurut Surokim, kinerja Awi memegang kendali PDIP Surabaya sangat bagus. Meski secara kursi PDIP di Surabaya turun, namun berhasil menjaga marwahnya sebagai partai pemenang.

"Dari indikator makro agak sulit melihat kelemahan atas capaian Awi sebagai Ketua DPC, semua normal saja. Mungkin hanya konflik antarkader terbuka itu yang memicu," jelasnya.

"Tapi PDIP ini kan partai yang solid tegak lurus dengan perintah DPP, begitu keputusan DPP sudah turun, semua akan tegak lurus menjalankan dan mengamankan," tambahnya.




(dpe/hil)


Hide Ads