Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memimpin Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Dia tegaskan komitmennya mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Salah satunya membangun sistem pendidikan berkualitas, merata, dan mudah diakses semua warga tanpa terkecuali.
"Ini menjamin setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis mereka," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (2/5/2025).
Khofifah menambahkan, komitmennya mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua ini selaras dengan tema Hardiknas 2025 yang dipilih Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia, yakni 'Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, pendidikan bermutu untuk semua mencakup beberapa aspek penting, di antaranya Pendidikan yang berkualitas, pemerataan akses, sistem pendidikan yang inklusif, peran guru dan sekolah yang mumpuni, serta pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman.
"Cerminan komitmen kuat dari pemerintah Indonesia untuk membangun sistem pendidikan yang berkualitas, merata dan dapat diakses oleh seluruh warga negara, tanpa terkecuali," katanya.
Khofifah mengatakan, tahun 2025 ini Pemprov Jatim mempunyai program "1 sekolah 1 inovasi" mencakup SMA, SMK dan SLB baik negeri maupun swasta se Jawa Timur. Program ini akan menghasilkan inovasi sebanyak 789 dari sekolah negeri dan 3.301 dari sekolah swasta.
"Kita akan memiliki total keseluruhan inovasi sebanyak 4.090 inovasi dari lingkungan pendidikan di tahun 2025," ungkapnya.
Meski begitu, kata Khofifah, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu, perlu upaya bersama dari seluruh elemen, mulai dari pemerintah, guru, tenaga kependidikan, murid, orang tua, hingga masyarakat umum.
"Melihat besarnya tantangan yang harus dihadapi, maka Pemprov Jawa Timur terus melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas Pendidikan. Dukungan pada program Pendidikan Bermutu untuk Semua terus digelorakan dalam kebijakan melalui Dinas Pendidikan," jelasnya.
Hingga saat ini, baru Jatim yang memiliki sekolah taruna berbasis asrama, yakni Taruna Nala, Taruna Brawijaya, Taruna Angkasa, Taruna Bhayangkara dan SMA Taruna Pamong Praja.
"Mereka tidak sekadar membentuk karakter serta kapasitas tetapi juga membangun peradaban serta menjadi juru bicara kebangsaan, juru bicara kenusantaraan, juru bicara pentingnya persatuan kesatuan bangsa," tuturnya.
Dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua diperlukan adanya keterlibatan satuan pendidikan swasta. Menurutnya, realitas menunjukkan jumlah lulusan SMP dan sederajat di Jawa Timur pada 2025 sebanyak 682.252 murid, sedangkan daya tampung SMAN dan SMKN hanya 261.396 murid.
Artinya hanya tertampung 38,31% dari jumlah lulusan yang. Masih ada sebanyak 420.856 calon murid atau sekitar 61.69 persen yang harus ditampung di sekolah swasta.
"Saya sampaikan terima kasih kepada Kepala Satuan Pendidikan Swasta yang sudah memberikan kemudahan calon murid baru melalui beasiswa penuh dan biaya pendidikan terjangkau," tuturnya.
Tak hanya itu, Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan pada calon peserta didik dari keluarga ekonomi tidak mampu melalui berbagai program.
Di antaranya, paket kebijakan Pemprov Jatim di bidang pendidikan yaitu pembangunan dan rehabilitasi 34 SMA, 95 SMK dan 30 SLB di tahun anggaran 2025. Total anggaran paket kebijakan tersebut mencapai Rp 100,736 Miliar.
Pemprov Jatim akan memberikan bantuan biaya sebesar Rp 1 Juta bagi calon murid yang tidak diterima di SMA/SMK negeri untuk melanjutkan ke sekolah swasta, serta tidak menerima bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk tidak menerima PIP.
"Setiap kabupaten/kota diberikan kuota 150 calon murid baru dari keluarga prasejahtera (Desil 1 dan Desil 2) termasuk keluarga buruh atau pekerja dengan total anggaran Rp 5,7 Miliar," katanya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Pemprov Jatim juga memberikan bantuan alat praktik untuk 152 SMK dan 1 lembaga SLB dengan total anggaran sebesar Rp 19,8 Miliar.
"Saat efisiensi, tentu prioritas program paket penguatan lembaga pendidikan menjadi kado saat Hari Pendidikan Nasional," ungkapnya.
(dpe/hil)