Minat masyarakat terhadap Electric City Bus Surabaya melonjak dalam beberapa bulan terakhir. Layanan yang menghubungkan Terminal Purabaya-Kampus C Unair-Bundaran Mulyosari ITS ini dinilai nyaman, aman, dan tepat waktu.
Imbasnya, antrean panjang terlihat di sejumlah halte utama. Antrean ini membuktikan bahwa antusiasme warga terhadap transportasi ramah lingkungan ini cukup besar. Lalu muncul lah harapan dari para pengguna.
Farah Ayuningtyas (25), pengguna dari daerah Ketintang mengaku puas dengan layanan yang diberikan. Menurutnya, bus listrik memberi pengalaman berbeda dibanding kendaraan pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan tarif murah, kita sudah dapat transportasi yang nyaman, aman, dan berangkat tepat waktu. Ini membuat masyarakat makin percaya diri beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Ini juga bisa mengurangi kemacetan di Surabaya," kata Farah di Halte Tunjungan, Selasa (29/4/2025).
Namun, dia berharap, Pemkot Surabaya menangkap signal positif ini dan menjadikannya perhatian. Menurut Farah penambahan unit sangat mendesak untuk mengatasi antrean panjang yang kerap terjadi.
Dia juga mengatakan bahwa antrean yang terjadi di sejumlah halte Electric City Bus Surabaya merupakan tanda bawa masyarakat sudah memiliki pola pikir untuk berpindah naik transportasi umum.
"Kalau nunggu kelamaan, ya, kasihan. Banyak yang mau pindah ke transportasi umum tapi busnya kurang," ujarnya.
Hal senada disampaikan Rian Saputra (31), warga Rungkut. Ia mengungkapkan bahwa Electric City Bus sangat membantu untuk perjalanan kerja. Namun, kapasitas armada saat ini belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan warga.
"Bus listrik ini jadi solusi mobilitas sehari-hari. Tapi armadanya memang perlu ditambah, supaya orang makin yakin ninggalin motor atau mobil pribadinya," kata Rian.
Penggunaan Electric City Bus Surabaya ini dinilai sebagai langkah penting menuju kota yang lebih ramah lingkungan dan mendukung konsep smart city yang tengah digenjot Pemkot Surabaya.
Kasi Angkutan Jalan dan Penumpang Dishub Surabaya, Ali Mustofa mengakui bahwa moda transportasi umum yang beroperasi, khususnya bus, untuk saat ini dinilai masih belum bisa mengakomodir kebutuhan penumpang di Kota Surabaya. Ini diketahui dari hasil kajian yang dilakukan Dishub Surabaya.
"Untuk trunk (layanan utamanya) sekitar 130 unit dan feeder sekitar 330 unit," kata Ali dikonfirmasi.
Kendati begitu, Ali mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk melakukan pemerataan layanan angkutan milik pemkot ini. Apalagi antusiasme warga dalam memanfaatkan angkutan itu begitu tinggi.
"Memang betul jumlah angkutan bus saat ini masih dalam tahapan penyediaan dari total kebutuhan sesuai kajian," ucapnya.
Oleh karena itu, secara bertahap, pemkot, menurut dia, terus melakukan penambahan baik rute ataupun armadanya. Sebagai contoh, sebelum akhir tahun kemarin juga pemkot baru saja membuka rute baru untuk Suroboyo Bus.
(dpe/iwd)