5 Fakta Berpulangnya Sosok Hangat Mbok Yem Pemilik Warung Puncak Lawu

5 Fakta Berpulangnya Sosok Hangat Mbok Yem Pemilik Warung Puncak Lawu

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 24 Apr 2025 09:50 WIB
Pemakaman Mbok Yem
Pemakaman Mbok Yem (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Surabaya -

Gunung Lawu kehilangan salah satu penjaganya. Dunia pendakian Indonesia berduka atas kepergian Mbok Yem, sosok hangat yang selama puluhan tahun menjaga warung tertinggi di negeri ini, dekat puncak Hargo Dumilah.

Di balik warung sederhana itu, Mbok Yem bukan sekadar penjual makanan, melainkan pelipur lara, teman berbagi cerita, dan penyemangat di tengah kabut tebal dan dinginnya puncak Lawu. Kini, perjalanan Mbok Yem telah usai, meninggalkan kenangan dan pesan-pesan penuh makna di hati para pendaki.

Fakta-fakta Kepergian Mbok Yem:

1.Meninggal di Usia 82 Tahun

Mbok Yem, pemilik warung tertinggi di Indonesia di puncak Gunung Lawu, tutup usia di kediamannya di Desa Gonggang, Magetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernah sakit turun gunung sejak sebelum puasa Ramadan kemarin. Sakit sempat dirawat di RS di Ponorogo. Mbok Yem itu KTP-nya di Gonggang, Kecamatan Poncol dan memang buka warung di puncak Lawu," kata Kepala Dusun Cemoro Sewu, Agus.

2. Turun Gunung Lebih Awal

Sejak awal Februari 2025, Mbok Yem sakit pneumonia yang membuat kesehatannya menurun drastis. Dia sempat dirawat di RSUD Ponorogo dan RSI Aisyah Ponorogo.

ADVERTISEMENT

Karena kondisi yang memburuk di awal Maret 2025, ia terpaksa turun gunung lebih awal. Wanita bernama asli Wakiyem itu turun gunung ditandu 6 orang.

Tradisi Mbok Yem turun Gunung Lawu biasanya dilakukan jelang Lebaran. Namun, karena kondisi kesehatannya yang terus menurun sejak Februari, Mbok Yem turun gunung lebih awal.

3. Puluhan Pendaki Mengiringi Pemakaman

Begitu kabar duka menyebar, puluhan pendaki turut mengantar jenazah Mbok Yem ke Tempat Pemakaman Umum Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan.

"Ke puncak Lawu selalu ketemu Mbok Yem. Mbok Yem sudah seperti nenek sendiri, selalu beri semangat buat aku," ujar Rina, pendaki asal Ponorogo.

4. Pesan Semangat yang Tak Pernah Luntur

Meski tubuhnya renta, Mbok Yem selalu menyuntikkan semangat bagi pendaki yang kelelahan atau kehilangan arah di puncak.

"Saya pernah naik pukul 23.00 WIB, nangis dan ketemu Mbok Yem. Pesan beliau kepada saya untuk kuat semangat," kenang Rina sambil menahan isak.

5. Warung Legendaris di Atas Awan

Warung Mbok Yem di ketinggian 3.150 mdpl bukan sekadar tempat makan, tapi titik kehangatan di tengah dinginnya Gunung Lawu sejak era 1980-an.

"Mbok Yem sudah buka warung di puncak Lawu sejak 1980-an dan jadi tempat penting bagi para pendaki," ungkap Agus.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads