Paus Fransiskus telah memilih tempat peristirahatan terakhirnya, yaitu Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Basilika kuno ini menyimpan sejarah panjang dan nilai spiritual mendalam.
Basilika Santa Maria Maggiore, yang juga dikenal sebagai Gereja Agung Santa Maria, adalah salah satu dari empat Basilika Kepausan di Roma. Gereja ini merupakan tempat perlindungan Maria pertama di dunia Barat dan Gereja Maria terbesar di Roma.
Baca juga: Mengenal Konklaf, Proses Pemilihan Paus Baru |
Basilika Santa Maria Maggiore
Mengutip laman basilicasantamariamaggiore.va, Basilika Santa Maria Maggiore berlokasi megah di puncak Bukit Esquiline. Basilika ini dikenal sebagai tempat ziarah utama umat Katolik yang ingin menghormati Bunda Maria. Tak sekadar tempat ibadah, tempat ini sarat makna sejarah, seni, dan spiritualitas yang sudah hidup selama lebih dari 1.600 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut tradisi, Bunda Maria menampakkan diri dalam mimpi kepada Paus Liberius dan seorang bangsawan Roma bernama Giovanni. Dalam penglihatan tersebut, Maria meminta agar sebuah gereja didirikan di tempat yang akan Dia tunjukkan melalui keajaiban.
Keesokan paginya, meskipun musim panas, salju turun di Bukit Esquiline, menandai lokasi pembangunan gereja. Peristiwa ini dikenang setiap tahun dalam perayaan "Keajaiban Salju" dengan hujan kelopak putih yang jatuh dari langit-langit Basilika, menciptakan momen spiritual yang mendalam bagi para jemaat.
Basilika ini menyimpan ikon Salus Populi Romani, yang sangat dihormati dan dikaitkan dengan Santo Lukas Penginjil. Paus Fransiskus secara rutin mengunjungi ikon ini sebelum dan sesudah perjalanan apostoliknya, menandakan kedekatan spiritualnya dengan Bunda Maria.
Di bawah altar utama, terdapat relikui Palungan Suci, yang diyakini sebagai tempat tidur bayi Yesus di Betlehem. Karena itu, Basilika ini sering disebut sebagai "Betlehem di Barat". Selain itu, Basilika ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi tujuh Paus dan menyimpan relikui penting lainnya, termasuk sisa-sisa Santo Matius dan Santo Hieronimus.
Arsitektur dan Seni yang Mempesona
Basilika Santa Maria Maggiore adalah satu-satunya Basilika Paleokristen di Roma yang mempertahankan bentuk aslinya. Kolonade marmer cipollino yang menghiasi interiornya berasal dari bangunan pagan yang dihancurkan pada era Kristen.
Mosaik-mosaik yang menghiasi nave tengah dan lengkungan kemenangan berasal dari masa Paus Sixtus III (432-440 M), sementara mosaik di apsis dikerjakan Jacopo Torriti atas perintah Paus Nikolaus IV (1288-1292). Lantai Basilika yang indah dirancang keluarga Cosmati pada abad ke-13, menampilkan pola inlay batu yang rumit dan memukau.
(auh/irb)