Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Deril Anggara tak menyangka kamera ponselnya akan merekam kejadian yang mengerikan itu. Minggu sore itu dia hanya berniat mengabadikan momen KA Logawa jurusan Purwokerto-Ketapang, Banyuwangi berangkat secara sinematik dari Stasiun Probolinggo bertepatan dengan golden hour.
Sore itu sekitar pukl 17.00 WIB, Deril telah memutuskan angle terbaik pengambilan gambar KA Logawa berangkat dari stasiun. Ketika derit KA itu mulai terdengar dan roda mulai bergerak, dia tekan tombol rekam di ponselnya dengan harapan mendapatkan gambar terbaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah perjalanan KA, masinis membunyikan bel panjang. Deril mengira bel itu adalah untuk menyapa dirinya. Maka senyumnya sempat merekah ketika melihat kereta itu melaju. Tapi semua berubah kengerian ketika dia menyadari ponselnya merekam hal yang berbeda.
"Awalnya saya merekam kereta api saat berangkat dari stasiun. Masinis sempat membunyikan bel, saya kira menyapa saya, ternyata memberi tahu korban di tengah rel. Korban jenis kelamin pria, dan sempat masih hidup. Nggak tahu orang mana. Saya bukan orang sini," kata Deril kepada detikJatim.
Pria itu diketahui bernama Waras Supriadi (60), seorang warga jalan Ahmad Yani, Kelurahan Mangunharjo, Kota Probolinggo. Saat ponsel Deril merekam detik-detik KA Logawa berangkat, pria itu berada di tengah kereta lalu menerjang ular besi tersebut.
Minggu (20/4) sore yang seharusnya menjadi waktu terbaik untuk merekam gambar sinematik berubah horor. Setelah tabrakan keras itu tubuh Waras sempat terpental dan jatuh terseret sejauh 5 meter dari lokasi awal ditabrak.
Warga setempat heboh. Para pengendara yang melintas melambatkan laju kendaraan karena ingin tahu apa yang membuat warga berkerumun. Lalu lintas di sekitar lokasi sempat padat.
Kerasnya benturan membuat korban mengalami luka parah di bagian punggung dan kepala. Korban yang sempat masih hidup segera dilarikan petugas medis ke IGD RSUD Dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Namun nyawa korban tak terselamatkan meski telah mendapatkan penanganan oleh tim medis.
Iptu Zainullah Kasi Humas Polres Probolinggo Kota menyatakan timnya telah melakukan olah TKP dan turut mengevakuasi korban ke rumah sakit. Dia juga mendapat informasi dari RSUD Dr Mohamad Saleh bahwa korban yang dievakuasi dalam keadaan masih hidup dinyatakan telah meninggal.
"Korban baru meninggal dunia setelah dirawat, untuk motif masih kita dalami dulu," kata Zainullah.
Keterangan yang lebih gamblang datang dari salah satu anak korban yang bermaksud menjemput jenazah ayahnya di kamar jenazah RSUD Dr Mohamad Saleh. Sang anak menyebutkan bahwa ayahnya mengalami depresi akibat penyakit kronis yang diderita sejak cukup lama.
Sang anak menceritakan bahwa ayahnya sudah pernah menjalani operasi penyakit tiroid pada 2019. Namun, penyakit yang telah diderita sejak 2009 itu tak juga sembuh. Mungkin itu yang membuatnya depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya.
(dpe/fat)