Kata Pemdes Tugurejo Usai Viral Warga Antar Jenazah Seberangi Sungai

Kata Pemdes Tugurejo Usai Viral Warga Antar Jenazah Seberangi Sungai

Charolin Pebrianti - detikJatim
Minggu, 20 Apr 2025 20:30 WIB
Lokasi sungai yang diseberangi warga penggotong jenazah gegara jalan milik warga tidak boleh dilewati.
Lokasi sungai yang diseberangi warga penggotong jenazah gegara jalan milik warga tidak boleh dilewati. (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Viralnya video warga Desa Wates, Kecamatan Slahung menyeberangi sungai sambil menggotong keranda jenazah menjadi perhatian pemerintah desa tempat pemakaman berada, yakni Pemdes Tugurejo. Pemdes Tugurejo berupaya mencari solusi di balik warga yang menolak lahannya dilewati pengantar jenazah ini.

Persoalan ini ternyata bukan baru pertama kali terjadi. Sudah puluhan tahun warga Desa Wates yang tidak memiliki lahan pemakaman harus memakamkan warganya yang meninggal ke Desa Tugurejo.

Di antara 2 desa ini terbentang sungai yang memisahkan. Sebenarnya, warga telah membangun jembatan secara swadaya. Tapi jalan menuju jembatan itu melintasi pekarangan milik 1 keluarga yang enggan tanahnya dilalui jenazah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah berulang kali kejadian seperti ini. Warga harus memutar karena jalan dekat rumah satu keluarga itu tidak boleh dilewati jenazah. Kalau tetap lewat situ, malah menimbulkan keributan," ungkap Kepala Desa Tugurejo, Siswanto, saat ditemui, Minggu (20/4/2025).

Menurutnya larangan sudah berlangsung bertahun-tahun. Pemdes Tugurejo bersama Pemdes Wates pun tidak tinggal diam. Mediasi telah dilakukan berkali-kali, namun hasilnya nihil.

ADVERTISEMENT

"Kami dari Pemdes 2 desa sudah berupaya memediasi agar keluarga tersebut mengizinkan jenazah melintas. Tapi mereka bersikukuh. Alasannya karena secara kepercayaan Jawa, kalau tanah dilalui jenazah katanya tidak bagus," terang Siswanto.

Ia menegaskan bahwa pendekatan humanis dan sosial telah dilakukan. Penjelasan soal kemanusiaan pun sudah disampaikan, namun tetap tak mengubah keputusan pemilik tanah.

"Posisi kemanusiaan sudah kita beri pemahaman. Tapi mereka tetap tidak mengizinkan," tambah Siswanto.

Melihat kondisi itu, Pemdes Tugurejo akhirnya memutuskan mengambil langkah konkret. Pemerintah desa berencana membangun jalan baru khusus untuk prosesi pemakaman dari Wates ke Tugurejo. Pembangunan akan dimulai bulan ini dengan talud sebagai tahap awal.

"Kami sudah anggarkan lewat dana desa. Insya Allah bulan ini kami bangun dulu talud untuk akses jalan jenazah. Kalau jalan jadi, jembatan lama akan kami bongkar dan kami ganti dengan jembatan baru yang aksesnya tidak melewati tanah keluarga itu," ujar Siswanto.

Langkah ini dinilai solusi jangka panjang agar insiden jenazah jatuh ke sungai tidak lagi terulang. Dengan rencana ini diharapkan warga tidak perlu lagi menghadapi dilema antara adat dan rasa kemanusiaan. Pemdes berkomitmen memastikan warga mendapat penghormatan layak hingga ke pemakaman.

"Pernah dulu jenazah sempat jatuh dan hanyut saat disebrangkan. Itu jadi trauma. Maka kita pilih bikin akses baru yang aman dan tidak menyinggung pihak manapun," pungkas Siswanto.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads