Warga Sukowati Bojonegoro Keluhkan Bau Menyengat dari Pabrik Tembakau

Warga Sukowati Bojonegoro Keluhkan Bau Menyengat dari Pabrik Tembakau

Ainur Rofiq - detikJatim
Minggu, 13 Apr 2025 14:10 WIB
Siswa Bojonegoro terdampak bau menyengat dari pabrik pengolahan tembakau
Siswa Bojonegoro terdampak bau menyengat dari pabrik pengolahan tembakau (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Warga Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Bojonegoro kembali mengeluhkan bau menyengat yang diduga berasal dari aktivitas pengolahan tembakau di pabrik PT Satta Tec Indonesia. Tak hanya warga, ratusan siswa SD Sukowati pun turut terdampak hingga harus dipulangkan lebih awal akibat tidak tahan dengan bau yang mengganggu.

Salah satu warga, Dika, yang juga berprofesi sebagai guru TK dan tinggal sekitar 100 meter dari pabrik menyebut, bau menyengat mulai dirasakan sejak sepekan terakhir. Ia mengatakan, bau tersebut kembali muncul di kawasan sekitar pabrik dan menuju ke arah permukiman warga.

"Kalau bau itu mulai hari Senin sekitar pabrik, jalan arah ke utara menuju rumah itu bau," ucap Dika kepada detikJatim, Minggu (13/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dika mengaku, telah menyampaikan keluhan ini kepada pihak perusahaan dan pemerintah desa. Namun, menurut penjelasan yang diterimanya, pihak pabrik mengklaim bahwa bau tersebut muncul hanya karena proses pemanasan mesin.

"Muncul bau lagi ini kami sudah menyampaikan ke perusahaan. Katanya hanya manasi mesin. Manasi mesin kok ada baunya. Ini semakin gaduh karena baunya menyengat seperti dulu lagi. Untuk cerobong yang ditinggikan itu tidak mengurangi bau sama sekali," tutur Dika.

ADVERTISEMENT

Tak hanya dirasakan warga, gangguan bau ini juga memengaruhi aktivitas belajar mengajar di SD Sukowati, yang berada tepat di sebelah pabrik. Bau menyengat puncaknya terjadi pada Sabtu (12/4), saat ratusan siswa terpaksa dipulangkan lebih awal.

"Iya kemarin jam 10-an siswa dipulangkan lebih awal, mereka teriak baunya nggak enak, 'ayo muleh pak' (Ayo pulang pak). Aku ngesakno (kasihan) bocah-bocah, akhir e tak (akhirnya saya) pulangkan," ucap Guru Tarji kepada detikJatim.

Menurut Tarji, bau kali ini lebih parah dibanding sebelumnya. Ia menduga, yang diproses bukan hanya tembakau, melainkan batang atau gagangnya.

"Ambune nemen. Kethoke sing diproses iku (Baunya terlalu. Kelihatannya yang diproses itu) bukan tembakau tapi batang (gagang) tembakau," imbuh Tarji.

Dampak bau menyengat yang terbawa angin menjadi ancaman bagi warga, tergantung dari arah angin yang berhembus. Pihak sekolah bahkan telah memanggil perwakilan pabrik, namun belum mendapatkan solusi nyata dari pihak perusahaan.

"Wingi ta celuk pihak pabrik, ta omongi iki ora gawe-gawe. Murid-murid podo ditutupi irunge kae piye. Terus Senin sesok kui bocah kelas 6 iku try out seminggu. Tapi keluhan sekolah dan warga yang terdampak hanya ditampung kemarin. Ya nanti ta sampaikan bos-e. Iku jawabe Humas pabrik (Kemarin saya sudah memanggil pihak pabrik, saya sampaikan bahwa ini bukan main-main. Murid-murid sampai menutup hidung mereka, lalu bagaimana? Padahal besok Senin anak-anak kelas 6 akan menjalani try out selama seminggu. Tapi keluhan dari sekolah dan warga yang terdampak kemarin hanya ditampung saja. Kata pihak humas pabrik, 'Nanti akan saya sampaikan ke atasan')," ucap Tarji.

Warga dan pihak sekolah berharap agar perusahaan mendengarkan keluhan yang telah berulang kali disampaikan. Terlebih, lokasi pabrik berada dekat sekolah dan pemukiman, yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi warga dan anak-anak.

"Kami pengennya keadaan lingkungan bisa kembali seperti semula yang nyaman tanpa adanya bau menyengat tembakau. Dan untuk pemerintah desa mohon bantuannya untuk bisa segera menyelesaikan masalah ini agar ada solusi pasti," tutur warga, Dika.

Warga juga menyoroti aspek kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dan berharap adanya tindakan tegas dari pemangku kebijakan untuk menegakkan peraturan yang berlaku.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak PT Satta Tec belum memberikan tanggapan resmi. Konfirmasi yang dikirimkan ke perwakilan perusahaan telah terbaca namun belum direspons.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads