Sumur bor di halaman Masjid Baiturrrahman Dusun Sidomulyo, Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro terus menyembur. Tim gabungan bersama Pertamina memutuskan membuang gas yang menyembur dari sumur bor itu dengan cara dibakar.
Semburan gas dari sumur bor itu telah menghebohkan warga selama sepekan terakhir. Semburan ini bahkan memakan korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka bakar.
Awal Mula Semburan Gas
Peristiwa itu bermula dari pengeboran sumur bor yang bertujuan untuk mencari sumber air sejak Senin (17/3/2025). Air dicari agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan Masjid Baiturrahman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kesaksian warga, sumber air ditemukan Selasa (18/3) tanpa perlu menggunakan bantuan pompa. Sekilas tidak terlihat keanehan pada pengeboran sumur ini meski beberapa warga mencium bau menyengat.
Peristiwa nahas terjadi keesokan harinya. Beberapa warga sedang berbincang di depan Masjid Baiturrahman sekitar 8 meter dari sumur bor. Seorang kepala Dusun setempat, Dwi Puryanto (44) mengalami luka bakar di tangannya hingga dilarikan ke rumah sakit.
Korban Semburan Gas
Kapolsek Sukosewu, Iptu Nurul Hidayat mengatakan peristiwa itu terjadi pukul 20.30 WIB saat kedua saksi melihat korban mendekati sumur bor hingga radius 2 meter lalu membuang putung rokok ke arah mulut sumur. Korban tersungkur bersamaan munculnya semburan api dari mulut sumur bor.
Abdul Rohim, warga yang tinggal di sebelah kanan masjid menceritakan peristiwa kobaran api terjadi saat beberapa warga melihat sumur bor bersama Kepala Dusun (Kasun) Dwi Puryanto (44).
"Pak Kasun di sekitar pipa itu, nyalakan korek mau merokok atau entah gimana ya, kok langsung nyambar api besar. Pak Wo sempat kaget. Api itu sampai tinggi sekitar 5 atau 6 meter. Ada bau menyengat hingga saat ini kalau mendekat," tutur Abdul Rohim.
Tak berselang lama, tim damkar dengan satu unit truknya tiba di lokasi untuk melakukan pemadaman api di sumur bor itu. Kobaran api padam tidak lama kemudian. Petugas dari Polsek Sukosewu segera memberi garis polisi agar warga tidak mendekat di lokasi sumur bor.
Pembakaran Gas
Petugas BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo mengatakan pembuangan gas akhirnya diputuskan oleh tim gabungan bersama Pertamina dibantu BPBD, Damkar, dan pihak Polsek Sukosewu sejak Sabtu (22/3) sore.
Agus mengatakan gas flaring atau pembakaran gas itu bertujuan untuk membuang gas rawa yang keluar ketika pengeboran sumur air di halaman masjid. Tim Pertamina melakukan pembakaran gas dengan memasang pipa sepanjang 160 meter dari mulut sumur air. Pipa itu kemudian diarahkan ke area persawahan yang telah dikosongkan oleh pihak pemdes.
"Aliran air bercampur gas yang keluar dari sumur bor dialihkan ke persawahan yang berjarak sekira 160 meter dari pemukiman dengan menggunakan pipa dan dilakukan pemusnahan gas metana dengan cara dibakar," jelas Agus.
Tim Pertamina memperkirakan pembakaran gas ini memakan waktu sekitar sepekan. Ini karena besarnya kandungan gas yang ada di dalam sumur bor. Untuk mengamankan lokasi itu pihak Polsek Sukosewu membatasi area persawahan itu dengan garis polisi melingkar di radius 50 meter.
"Lokasi pembakaran di area persawahan warga yang sedang tidak ditanami. Dan petugas melakukan penjagaan dan patroli selama proses pembakaran berlangsung," ucap Iptu Nurul Hidayat, Kapolsek Sukosewu.
Api Pembakaran Gas Menarik Minat Masyarakat
Proses gas flaring ini menarik perhatian masyarakat. Banyak orang hilir mudik kampung untuk menyaksikan api yang begitu besar di tengah pematang sawah yang keluar dari proses pembakaran gas tersebut.
Pantauan detikjatim di lokasi pembakaran, nampak warga menonton dari pinggir jalan bahkan ada juga yang nekat masuk area terlarang untuk mengabadikan api tersebut.
"Ya dari Dander. pingin lihat api yang katanya keluar dari sumur bor Masjid. Apinya ternyata hampir 5 meter ini kalau dibakar saat ini. Gede bener," tutur salah satu warga, Budi, Minggu (23/3/2025).
Senada dengan Budi, Bambang asal Desa Sidodadi juga penasaran dan datang untuk melihat semburan api.
"Ramai makanya dari rumah ada kalau 8 km, tapi pingin lihat dan ke sini akhirnya biar nggak penasaran. Dari radius 50 meter saja panas apinya terasa karena besar gasnya," ujar Bambang.
Menurut warga setempat, Samsi, pasca proses pembakaran gas bau menyengat tidak lagi terasa. Namun air yang dikeluarkan pipa terasa sangat dingin. Nampak ada gelembung air yang menembus tebalnya pipa.
"Sudah nggak bau, ini kemarin sore dibutuhkan 30 batang pipa paralon dan satu batang pipa besi di tarik ke belakang masjid yang kebetulan persawahan," tutur Samsi.
(dpe/iwd)