Warga Surabaya Kembali dikejutkan dengan penemuan mayat pria paruh baya dengan kondisi mengenaskan. Yohanes Alexander (53) ditemukan tewas di kamar rumahnya sendiri. Ia ditemukan Jumat (11/04) siang oleh kakaknya.
Berikut sederet faktanya
Fakta Penemuan Pria Tewas di Surabaya
1. Curiga Karena Dengar Gonggongan Anjing
Orang pertama yang menemukan Yohanes adalah kakaknya. Ia menaruh curiga saat mendengar gonggongan anjing milik Yohanes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memastikan kecurigaan itu, sang kakak memanggil adiknya yang berada di dalam kamar yang terkunci dari dalam. Tapi tidak ada jawaban.
2. Pintu Kamar didobrak Bersama Warga
Setelah memanggil sang adik tapi tak ada jawaban sang kakak meminta bantuan para tetangga untuk mendobrak kamar adiknya.
Kapolsek Rungkut AKP Agus Santoso, menceritakan, sang kakak menaruh curiga karena kamar terkunci dan sang adik tak kunjung menjawab panggilan kakaknya.
"Kan dikunci dari dalam kamarnya, makanya didobrak sama tetangga juga tadi, lalu kelihatan korban meninggal itu," jelas Agus.
3. Pria ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan
Yohanes ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Bagian kepalanya hanya tersisa tengkorak. Selain itu, polisi yang mendatangi lokasi juga menemukan pergelangan tangan kanan dan jari-jarinya hilang.
4. Ditemukan Bersama 10 ekor Anjing Miliknya
Warga Jalan Rungkut Harapan, Surabaya itu memelihara sekitar 10 ekor anjing dan kerap menghabiskan waktu bersama mereka. Ia ditemukan di dalam kamar tempat dirinya hidup bersama 10 ekor anjing peliharaannya. Saat ini seluruh anjingnya telah dievakuasi oleh petugas BPBD Surabaya.
5. Penyebab kematian Masih diselidiki
Meski telah melakukan olah TKP, polisi belum bisa mengambil kesimpulan apakah Yohanes meninggal karena gigitan anjing atau karena penyebab lainnya.
Namun, berdasarkan keterangan dari keluarganya, Yohanes memang memiliki riwayat penyakit. Untuk memastikan itu jenazah Yohanes dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim.
"Penyebabnya masih didalami. Dari visum nanti menunjukkan," ujar Kapolsek Rungkut AKP Agus Santoso
(ihc/iwd)