Pilu kesedihan mengiringi kedatangan jenazah santri Amanatul Ummah, Muhamad Fahmi Sirrilah (15) yang terseret ombak di Pantai Balekambang Malang. Jenazah Fahmi tiba di rumah duka di Desa Gemurung RT 3, RW 1 Kecamatan Gedangan Sidoarjo.
Pantauan detikJatim suasana duka tampak menyelimuti rumah keluarga Fahmi. Jenazah tiba di rumah duka pada Jumat (11/4) sekitar pukul 22.50 WIB. Di rumah duka banyak kerabat dan tetangga yang berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa. Kemudian jenazah langsung disalati di rumah duka.
Kedatangan jenazah ke rumah duka disambut dengan hujan deras. Namun hujan tidak membuat surut peziarah mengumandangkan kalimat tauhid dan tahlil. Kemudian jenazah diantarkan ratusan kerabat dan warga sekitar ke TPU Desa Gemurung, Gedangan, Sidoarjo
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suud (62) kakak ipar orang tua Fahmi menyayangkan pihak Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang tidak mengetahui 7 santrinya yang sempat keluar dari Ponpes dan tidak izin ke pengasuhnya.
![]() |
"Kami sempat kaget mendengar kabar peristiwa itu. Karena orang tua Fahmi sudah menyerahkan Fahmi ke Pondok pada hari Senin (7/4). Namun tiba-tiba mendengar kabar bahwa Fahmi terseret ombak Balekambang di Malang," kata Suud di rumah duka, Jumat (11/5/2025).
"Anehnya pihak Ponpes tidak mengetahui kepergian mereka ke tempat wisata yang sangat membahayakan mereka. Seharusnya santri seusia mereka harus ada pengawalan dari pengasuh apabila melakukan wisata," imbuh Suud.
Sementara itu Sumiasih (50) tetangga korban mengatakan pihak keluarga awalnya tidak menyangka bahwa Fahmi menjadi salah satu korban. Kabar tersebut justru pertama kali datang dari sopir Grab Car.
"Awalnya orang tuanya ditelepon oleh sopir Grab, katanya HP anaknya tertinggal di mobil. Tapi anehnya pihak Ponpes tidak mengetahui bahwa Fahmi dan teman-temannya itu keluar dari Ponpes," kata Sumiasih.
Sumiasih menambahkan pihak keluarga korban banyak yang menyayangkan peristiwa yang menimpa Fahmi dan kawan-kawannya. Seharusnya pihak Ponpes harus bertanggung jawab atas keteledorannya.
Karena Fahmi diketahui baru saja diantar ke pondok pada Senin (7/4) sore. Saat kabar hilangnya santri mulai tersebar, orang tua langsung menghubungi pihak pondok dan mendapat konfirmasi bahwa Fahmi tidak berada di asrama.
"Begitu tahu anaknya nggak ada di pondok, orang tuanya langsung berangkat ke Malang untuk mencari kepastiannya," tandas Sumiasih.
(abq/iwd)