Langkah tegas Polres Gresik memberantas peredaran minuman keras (Miras) dan praktik prostitusi terselubung berkedok warung kopi selama Ramadan 2025 menuai apresiasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Upaya tersebut dinilai berhasil menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat (Kamtibmas) di Kota Santri.
Ketua MUI Gresik, KH Ainur Rofiq Thoyyib berharap langkah ini tidak berhenti hanya di bulan ramadan saja. Melainkan terus konsisten dilakukan untuk menekan potensi gangguan sosial, mulai dari perjudian hingga kenakalan remaja.
"Praktik-praktik seperti tawuran remaja dan judi sangat meresahkan. Sudah sepatutnya kita bersama menindak," ujar Ainur Rofiq, Rabu (9/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengasuh Ponpes Sahliyah Peganden Manyar tersebut juga mendorong Polres Gresik lebih aktif merangkul elemen masyarakat lewat berbagai forum. Ia menilai program Jumat Curhat yang diinisiasi Polri sangat bermanfaat dan perlu diperluas cakupannya.
"Dengan kehadiran polisi dalam forum masyarakat, masyarakat merasa lebih dekat dan nyaman. Ini sejalan dengan semangat Polisi untuk Masyarakat," tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya pendekatan kreatif terhadap generasi muda. Menurutnya, kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat bisa menjadi alternatif positif agar energi remaja tersalurkan secara sehat.
"Kalau diarahkan dengan benar, mereka tak akan mudah terjerumus ke hal-hal negatif," jelasnya.
Sementara Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menyambut baik dukungan MUI dan tokoh masyarakat. Dalam Operasi Pekat Ramadan, pihaknya mencatat 121 kasus dengan 146 tersangka diamankan. Peredaran miras menjadi kasus tertinggi, dengan 52 tersangka dari 49 kasus.
"Mirisnya, aktivitas ini banyak ditemukan di permukiman hingga kawasan industri," ujar Rovan.
Pihaknya menegaskan komitmen untuk terus melakukan operasi berkala dan membuka ruang partisipasi masyarakat melalui layanan pengaduan Polres.
"Kami mengajak masyarakat aktif melapor. Semua laporan akan kami tindak lanjuti," tegasnya.
Mantan Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya itu juga menaruh perhatian sejumlah kasus lain seperti premanisme, balap liar, narkoba, dan curanmor. Selain penindakan, Polres Gresik berkomitmen memperkuat pendekatan humanis melalui berbagai program pencegahan.
"Kami ingin hadir tak hanya sebagai penegak hukum, tapi juga sebagai mitra masyarakat dalam menjaga keamanan bersama," pungkasnya.
(dpe/fat)