.webp)
Satpol PP menyerahkan sampel es krim yang diduga mengandung alkohol ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya. Sampel tersebut rencananya akan dicek lebih lanjut dengan uji laboratorium.
Plt. Kepala Balai Besar POM di Surabaya, Budi Sulistyowat mengaku telah menerima sampel es krim yang dikirimkan oleh Satpol PP. Sampel yang diterima beratnya mencapai 250 gram.
"Tadi sudah datang, beratnya 250 gram, kemudian kami lakukan analisa terlebih dahulu kira-kira parameter yang diinginkan apa, ternyata hanya alkohol saja, sehingga tadi kami sudah buatkan untuk pengujiannya akan kami kirimkan ke laboratorium," kata Budi, Selasa (8/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Metodenya nanti dengan cara destilasi, kemudian dilanjutkan pengukurannya menggunakan alat namanya GCMS atau gas kromatografi," imbuhnya.
Budi menambahkan bahwa laboratorium di BPOM cenderung ke pengawasan terkait obat-obatan dan makanan yang beredar. Namun, tidak menutup kemungkinan pihaknya menerima sampel pihak ketiga atau sampel kasus dari dinas hingga kepolisian untuk dilakukan pengecekan sesuai dengan permintaan.
"Tujuan awalnya sebenarnya ini lebih kepada yang dilakukan oleh teman-teman dari Satpol PP untuk melihat kesesuaian izin berusahanya," terangnya.
"Kemudian, kita kembali juga ke pengawasan pangan siap saji, pangan yang diolah kemudian disajikan langsung di depan konsumen itu bukan kewenangannya BPOM tetapi kewenangannya dinas kesehatan," tandasnya.
Sebelumnya, viral di media sosial seorang influencer mereview sebuah stan penjual es krim di pusat perbelanjaan di kawasan Surabaya Barat. Dalam review-nya, influencer tersebut menyebut es krim itu diduga mengandung alkohol.
Dalam video yang beredar, influencer itu nampak memperkenalkan berbagai varian rasa es krim yang mengandung alkohol di stan tersebut.
Ada sekitar 15 varian rasa ice cream yang dijual. Beberapa di antaranya mengandung alkohol dengan kadar hingga 40 persen.
(abq/iwd)
