5 Fakta Haru di Balik Tragedi Longsor Maut Pacet-Cangar

5 Fakta Haru di Balik Tragedi Longsor Maut Pacet-Cangar

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Senin, 07 Apr 2025 09:41 WIB
Ibu dan bibi Fitria, korban tewas longsor Jalur Pacet-Cangar.
Ibu dan bibi Fitria, korban tewas longsor Jalur Pacet-Cangar.(Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Surabaya -

Tragedi longsor di Jalur Pacet-Cangar, Mojokerto, pada Kamis (3/4) siang, menyisakan luka mendalam bagi banyak keluarga. Bencana itu menelan 10 korban jiwa dari dua keluarga yang sedang melakukan perjalanan silaturahmi saat libur Lebaran.

Salah satu korban, Fitria Handayani (27), bersama suami dan anaknya, menjadi simbol duka mendalam, karena sebelum meninggal, Fitria sempat menyampaikan keinginan yang seolah menjadi firasat terakhirnya.

Berikut sejumlah fakta menyayat hati dari tragedi tersebut:

1. Keinginan Terakhir Sebelum Meninggal

Beberapa hari sebelum peristiwa nahas itu, Fitria menyampaikan keinginan membeli sepetak tanah untuk tinggal bersama suami dan anak semata wayangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada beberapa firasat ucapan. Pertama saat malam takbir, ingin membeli tanah sepetak buat bertiga. Kedua, ingin umrah juga bertiga," kata Nurul, ibu kandung Fitria.

2. Sempat Berpamitan Sambil Memberi Sembako

Malam takbir, Fitria juga mengunjungi bibinya dan menyampaikan keinginan yang sama sambil memberikan sembako.

ADVERTISEMENT

"Komunikasi terakhir Minggu. Malam takbir. Saya kan janda, dia kasih sembako ke saya. Dia menyampaikan kalau ingin punya tanah sepetak untuk tinggal bertiga," ujar Siti Khotijah.

3. Foto Keluarga Terakhir Jadi Kenangan Abadi

Sebelum berangkat silaturahmi, Fitria dan keluarganya sempat berfoto bersama. Foto itu menjadi kenangan terakhir yang kini penuh makna.

"Almarhumah sangat baik, suka membantu, kalau dimintai tolong selalu ada. Mereka orang baik semua, taat beribadah," ungkap salah satu kerabatnya.

4. Satu Mobil, Satu Keluarga, Tak Ada yang Selamat

Keinginan membeli tanah sepetak Fitria Handayani (27) akhirnya terwujud. Keinginan itu seolah menyiratkan apa yang akan terjadi kepada dirinya dan keluarganya pada hari ketika longsor di Jalur Pacet-Cangar terjadi pada Kamis (3/4) siang.

Kini, Fitria benar-benar berkalang tanah dalam sepetak lahan yang menjadi pusara dirinya, suami, dan putrinya yang masih balita.

Perempuan warga Dusun Urung-Urung, Desa Jatijejer, Trawas itu sehari-hari bekerja di sebuah bank di Surabaya. Sedangkan suaminya Ahmad Fiki Muzaki (28) asal Trenggalek merantau ke Gresik. Putri mereka, Mikayla Faihaninah (3,5) diasuh ibu atau neneknya, Nurul Fatimah (49) di desa.

Fitria bersama Fiki dan Mikayla menjadi korban longsor di Jalur Pacet-Cangar, kawasan wisata Coban Watu Lumpang, Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto saat sedang perjalanan silaturahmi ke keluarga di Blitar lalu ke kampung halaman Fiki di Trenggalek. Saat itu mereka naik pikap Gran Max putih S 9137 NI.

Fiki memilih jalur Pacet-Cangar karena lebih cepat sampai ke tujuan, yakni ke Blitar. Selain itu, dia sudah sering melalui jalur alternatif Mojokerto ke Kota Batu ini. Hingga tiba-tiba material lumpur, bebatuan, dan batang pohon besar itu longsor tepat mengempas pikap tersebut ke jurang.

5. Pemprov Jatim Beri Santunan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa turut bertakziah ke rumah duka dan memastikan bantuan serta langkah pencegahan jangka panjang akan diambil.

"Kami akan lakukan penilaian teknis apakah perlu penguatan plengsengan kiri-kanan jalan atau pelebaran aliran sungai agar tidak terjadi lagi genangan air yang memicu longsor," jelas Khofifah.




(hil/iwd)


Hide Ads