Suasana hangat dan penuh tawa terpancar saat Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bertemu sejumlah lansia di UPT Tresna Werdha di Pasuruan. Para lansia tampak semringah saat melihat kedatangan mantan Bupati Trenggalek itu.
Emil tiba di panti wreda itu pada Jumat pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Setibanya di lokasi, Emil langsung menyapa seorang nenek yang sedang duduk di kursi depan ruangannya.
"Pripun kabarnya Mbah, mugi-mugi panjenengan sehat selalu nggih," kata Emil sambil tersenyum, Jumat (4/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selesai bercengkerama dengan sang nenek, Suami Arumi Bachsin itu lanjut mengelilingi seluruh area panti wreda dan menyapa 165 lansia yang berada di UPT itu.
Kepada awak media, Emil menuturkan bahwa Pemprov Jatin memiliki banyak UPT untuk melayani warga atau lansia yang memang membutuhkan pendampingan secara intensif.
"Kita di Jatim memiliki beberapa UPT yang melayani warga yang membutuhkan pendampingan intensif, diantaranya adalah lansia yang tidak memiliki keluarga terdekat yang bisa merawat," tuturnya.
Emil menyampaikan bahwa mayoritas para lansia di UPT sudah tidak memiliki keluarga yang bisa ditemui pada momen lebaran.
"Warganya disini juga tidak punya keluarga yang mungkin bisa mereka temui di momen lebaran, jadi kami ingin bersapa," urainya.
Emil juga mengapresiasi para petugas yang telah membagi waktunya di momen lebaran kali ini untuk secara bergantian menjaga para lansia di UPT.
"Mereka berlebaran, petugasnya yang tidak bisa libur lebaran dengan yang lain karena harus berbagi shift," ucapnya.
Selain ASN yang sudah ada di UPT, Emil menilai kedepannya perlu dilakukan penambahan tenaga kerja yang bertugas menjaga para lansia di UPT.
"Unit unit seperti ini yang memang tidak mungkin dijalankan dengan sekedar mengandalkan ASN yang ada saat ini, maka banyak tenaga tambahan yang dibutuhkan untuk memberi perhatian pada warga lansia," sebut Emil yang juga Ketua DPD Demokrat Jatim ini.
Terlebih kondisi para lansia yang menghuni di Panti Werdha Pasuruan ini memang sangat rentan sehingga membutuhkan pendampingan atau pengawasan secara intensif dari petugas di UPT.
"Ada yang kondisinya ringkih dalm arti mereka ketika tidak sengaja terpeleset maka mereka memerlukan perawatan intensif karena usianya yang lanjut," tambahnya.
Namun demikian, Emil menekankan bahwa penambahan tenaga kerja ini dilakukan untuk melayani masyarakat bukan malah membuat struktur kepegawaian menjadi gemuk.
"Nah inilah yang kemudian menjadi bekal kami untuk memantapkan perencanaan kedepan bahwa kita akan membutuhkan tenaga tenaga ini bukan untuk membuat struktur yang gemuk, tapi ini adalah pelayanan yang langsung terasa di tengah masyarakat," kata Emil.
Kepada wartawan, Emil juga menjelaskan tiga strategi Pemprov Jatim dalam penanganan lansia di Jatim, yakni suplemen, sinergi dan sinkronisasi.
"Sejak periode pertama Khofifah Emil, kita memang memfokuskan ini adalah suplemen, apa itu suplemen jadi strategi kita ini bersinergi dengan Kemensos jadi ada suplemen, sinergi dan sinkronisasi," pungkasnya.
Ia menyampaikan bahwa Pemprov Jatim menitik beratkan pada lansia yang sudah berusia diatas 70 tahun, dan Pemprov Jatim ada program yang disebut sebagai suplemen dengan memberikan program PKH lansia sebesar dua juta rupiah untuk setiap tahunnya.
"Kalau sinergi itu lintas dinas sama sama bertanggung jawab mengentaskan kemiskinan, kalau suplemen kita tidak boleh tumpang tindih tapi kita boleh nebelin, contoh misalnya bagi lansia support dari pusat 250.000 tapi kalau lansia yang umurnya sudah diatas 70 tahun ini tentu butuh perhatian lebih. Sehingga kita tebelin dengan memberi PKH lansia sebesar 2 juta setiap tahunnya," terangnya.
(dpe/iwd)