Fakta Anak di Surabaya Dianiaya hingga Diusir Ibu karena Uang Lebaran Hilang

Fakta Anak di Surabaya Dianiaya hingga Diusir Ibu karena Uang Lebaran Hilang

Irma Budiarti - detikJatim
Rabu, 02 Apr 2025 11:30 WIB
Ilustrasi Kekerasan Anak
Ilustrasi Kekerasan Anak. Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono
Surabaya -

Kasus penganiayaan anak kembali menghebohkan warga Surabaya. Seorang anak berusia 7 tahun dianiaya ibunya sendiri hingga mengalami luka-luka. Peristiwa itu terjadi di Tanah Merah, Kenjeran, Surabaya, dan viral di media sosial X.

Tidak hanya mengalami penganiayaan, bocah malang itu juga diusir oleh sang ibu. Pelaku penganiayaan tega menghajar anak kandungnya itu diduga karena uang Lebaran hilang.

Berikut fakta-fakta ibu aniaya anak karena uang Lebaran hilang:

1. Viral di Media Sosial

Sebuah unggahan di platform X menyebutkan bahwa seorang anak ditemukan keluar rumah dalam keadaan tanpa busana dan penuh luka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga heboh ada anak umur 7 tahun malam-malam keluar rumah sendirian dan tanpa busana. Ternyata anak itu ketakutan habis dianiaya sang ibu, sekujur tubuh babak belur dan ada luka (29/3/2025). Berdasarkan informasi, ibu ini menganiaya karena ditinggal sang suami, warga berusaha menasihati malah dicaci maki," tulis akun X tersebut.

2. Dipukul dan Diusir karena Uang Lebaran Hilang

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Ida Widayati mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (29/3/2025) malam.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laporan yang diterima DP3APPKB Kota Surabaya, ibu korban, berinisial SN, marah karena uang yang ia simpan untuk kebutuhan Lebaran hilang. Akibatnya, SN memukuli anaknya dengan sapu dan botol air mineral hingga mengalami memar di beberapa bagian tubuhnya. Tidak hanya itu, korban juga dipaksa keluar rumah saat malam hari.

Tak hanya itu, korban juga dipaksa keluar dari rumah saat malam hari. Saat itulah, korban kemudian ditemukan warga. Korban kemudian diantarkan ke rumah dan pelaku sempat ditanya kenapa tega melakukannya.

3. Warga Temukan Korban dan Coba Menegur SN

Saat korban ditemukan dalam kondisi ketakutan, warga setempat membawanya kembali ke rumah. Mereka berusaha menegur dan menasihati SN.

Namun, warga tak mendapat jawaban yang memuaskan, sehingga malah adu mulut seperti yang tampak. Kejadian ini pun direkam dan viral di media sosial.

4. Pemkot Surabaya Turun Tangan

Menanggapi kasus ini, Pemkot Surabaya melalui DP3APPKB langsung melakukan penjangkauan ke lokasi dan memberikan pendampingan kepada korban. Menurut Ida, pihaknya telah melakukan pendampingan psikologis kepada korban dan pelaku, juga berkoordinasi dengan RW setempat untuk mengawasinya. Ini agar kejadian serupa tak terulang.

"Kami prihatin dengan kejadian ini dan langsung turun tangan untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan dan pemulihan yang dibutuhkan," kata Ida, Selasa (1/4/2025).

5. Korban Sudah Mendapatkan Pendampingan Psikologis

Menurut Ida, kondisi psikologis korban mulai membaik setelah mendapatkan pendampingan. Anak tersebut juga mulai menunjukkan kedekatan dengan ibunya dan menyatakan rasa sayang. Pemkot juga melakukan psikoedukasi kepada ibu korban agar tidak mengulangi tindakan kekerasan.

"Kami melakukan psikoedukasi kepada ibu korban agar tidak mengulangi tindakan kekerasan dan menyarankan pemeriksaan psikologis. Saat ini, untuk kondisi psikis korban sudah mulai membaik setelah mendapatkan pendampingan," terang Ida.

6. Faktor Ekonomi Jadi Pemicu Kekerasan

Ida menyoroti kondisi ekonomi yang sulit menjadi salah satu faktor pemicu kekerasan. Oleh karena itu, DP3APPKB akan membantu ibu korban mendapatkan penghasilan yang stabil agar dapat merawat anaknya dengan baik.

"Kondisi ekonomi yang sulit dapat memicu stres dan berujung pada kekerasan. Sehingga, kami akan berupaya membantu ibu korban untuk mendapatkan penghasilan yang stabil agar dapat merawat anaknya dengan baik," jelas Ida.

7. Pemantauan RT/RW dan Masyarakat

Pemkot Surabaya telah berkoordinasi dengan RT/RW setempat agar kondisi korban tetap terpantau. Ida juga mengimbau agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika melihat atau mendengar adanya tindak kekerasan terhadap anak.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika melihat atau mendengar adanya tindak kekerasan terhadap anak," tandasnya.




(irb/fat)


Hide Ads