Lebaran atau hari raya Idul Fitri 2025 semakin dekat. Lantas, kapan tepatnya Lebaran Idul Fitri 2025 dirayakan umat Islam di Indonesia?
Penentuan Lebaran atau 1 Syawal sering berbeda di Indonesia. Itu terjadi karena organisasi Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah memiliki metode perhitungan yang berbeda dalam menentukan hari raya Idul Fitri.
Di mana, NU menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan hilal). Sementara itu, Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) untuk menentukan awal bulan Hijriah. Lantas, berdasarkan perbedaan metode tersebut, Lebaran 2025 akan jatuh pada tanggal berapa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapan Lebaran 2025?
Seperti penjelasan di atas, penetapan Lebaran dilakukan melalui dua metode, yaitu metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan hilal). Berdasarkan prediksi pemerintah dan Muhammadiyah, Lebaran 2025 diperkirakan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025.
Namun, kepastian tanggal ini masih menunggu hasil Sidang Isbat yang akan diumumkan Kementerian Agama (Kemenag). Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai jadwal Idul Fitri 2025 versi pemerintah dan Muhammadiyah, dirangkum dari berbagai sumber.
Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah
Pemerintah Indonesia melalui Kemenag menetapkan jadwal Lebaran 2025 dengan metode rukyatul hilal atau pengamatan hilal. Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025, diperkirakan Idul Fitri akan jatuh pada Senin 31 Maret 2025.
Tanggal ini juga tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri, yaitu Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024. SKB tersebut mengatur tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.
Namun, perlu diingat bahwa tanggal ini masih bersifat prediksi karena keputusan final akan ditetapkan dalam sidang isbat yang diselenggarakan Kemenag. Sidang isbat akan memperhitungkan laporan pemantauan hilal di berbagai wilayah Indonesia serta perhitungan hisab. Hasilnya akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah.
Idul Fitri 2025 Versi Muhammadiyah
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, menetapkan tanggal Idul Fitri berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, disebutkan bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh pada Senin 31 Maret 2025.
Metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah berbeda dengan metode rukyat yang digunakan pemerintah. Metode ini menghitung pergerakan bulan secara matematis tanpa perlu melihat hilal secara langsung.
Kemungkinan Perbedaan Penetapan Tanggal Idul Fitri
Perbedaan dalam penetapan Idul Fitri antara pemerintah dan Muhammadiyah bukanlah hal baru di Indonesia. Setiap tahunnya, kedua pihak bisa saja memiliki hasil yang berbeda dalam menentukan 1 Syawal, meskipun terkadang bisa sama. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriah.
Pemerintah menggunakan metode rukyat (pengamatan hilal) yang dikombinasikan dengan hisab (perhitungan astronomi). Dalam metode ini, keberadaan hilal harus benar-benar terlihat secara langsung di berbagai titik pengamatan di seluruh Indonesia. Hasil pengamatan kemudian dibahas dalam sidang isbat, yang menjadi dasar penetapan 1 Syawal.
Sementara itu, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yaitu perhitungan astronomi untuk menentukan apakah hilal sudah muncul di atas ufuk saat matahari terbenam. Jika hilal sudah berada di atas ufuk, maka keesokan harinya langsung ditetapkan 1 Syawal, tanpa menunggu pengamatan langsung seperti metode rukyat.
Perbedaan ini sering kali menyebabkan masyarakat merayakan Lebaran pada hari yang berbeda, terutama ketika hasil rukyat pemerintah menunjukkan hilal belum terlihat, sementara hisab Muhammadiyah sudah memastikan hilal berada di atas ufuk.
Namun, terkadang hasil dari kedua metode ini bisa sama. Dan, sekalipun terdapat perbedaan, umat Islam di Indonesia tetap menjalankan ibadah dengan penuh toleransi dan saling menghormati keputusan masing-masing pihak.
(auh/irb)