Seperti halnya daerah lain, Kabupaten Pacitan dipastikan bakal dikunjungi banyak pemudik selama musim libur Lebaran. Selain dari arah barat (Solo dan Yogyakarta) dan Timur (Trenggalek), wilayah di ujung Barat Daya Jatim ini juga memiliki pintu masuk dari bagian Utara.
Akses yang dimaksud merupakan penghubung dengan Kabupaten Ponorogo, sekaligus kota-kota lain di Jawa Timur.
Setelah melintasi Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo pengguna jalan segera tiba di pintu masuk Kabupaten Pacitan, tepatnya di Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo. Sebaris kalimat berisi ucapan Selamat Datang terpampang pada dinding bukit batu. Tulisan tersebut disusul keterangan 'Bumi Kelahiran SBY'. Ya, di daerah inilah Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dilahirkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, perjalanan menuju pusat Kota Pacitan lebih banyak menyusuri jalanan berkelok di antara tebing dan sungai. Di sebelah kiri merupakan Sungai Grindulu, sungai besar yang mengalirkan air hingga muara di Teluk Pacitan.
Sementara di sebelah kanan merupakan tebing curam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari gugusan pegunungan yang menghijau selama musim penghujan. Pemandangan seperti itu akan menghiasi perjalanan sejauh 40 kilometer atau sekitar 1 jam.
Secara umum, kondisi jalan cukup baik. Tak hanya lebar, namun lapisan aspalnya tergolong mulus.
Sejumlah lubang yang sebelumnya terlihat di beberapa ruas sudah tidak tampak karena tertutup aspal baru. Memang ada persiapan khusus dari lembaga terkait untuk memastikan pemudik aman dan nyaman saat pulang kampung ke 'Kota 1001 Gua'. Salah satunya adalah kegiatan Sapu Lubang.
"Untuk jalur Pacitan-Ponorogo Insyaallah lubang sudah tertutup 100 persen dalam satu dua hari ini," kata Kepala UPT PJJ Pacitan Dinas PU Bina Marga Jatim Budi Harisantoso, kepada detikJatim, Kamis (26/3/2025).
Upaya serupa, lanjut Budi, juga dilaksanakan di jalan provinsi lain, yaitu jalur Pacitan-Purwantoro, Wonogiri via Arjosari-Nawangan. Seperti diketahui, jalan penghubung dengan Provinsi Jawa Tengah tersebut juga menjadi jalur mudik, terutama bagi mereka yang hendak pulang kampung ke Kecamatan Nawangan dan Bandar. Di jalur itu juga ditempatkan sebuah alat berat untuk pembersihan jika sewaktu-waktu terjadi longsor.
Kembali ke jalur Pacitan-Ponorogo, sejumlah titik kerap terjadi longsor terutama saat hujan deras. Gunturan material dari tebing sering terjadi antara ruas Gemaharjo hingga Desa Gedangan, Kecamatan Tegalombo.
Teranyar, longsoran sempat menutup akses jalan selama beberapa jam, Minggu (23/2). Hingga kini bekas longsoran masih terlihat jelas. Sebagai antisipasi, lanjut Budi Harisantoso, pihaknya menyiapkan 2 unit wheel loader di titik-titik tersebut.
"2 unit wheel loader kita siapkan di wilayah Gedangan dan Tegalombo lengkap dengan operator maupun Tim Unit Reaksi Cepat sebanyak 9 orang. Mereka akan dipiketkan 24 jam selama musim Lebaran," paparnya seraya berharap cuaca bersahabat selama arus mudik-balik.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko mengingatkan masih adanya potensi hujan hingga Rabu (2/4).
Mengutip pers release BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda tertanggal 24 Maret 2025, Erwin menjelaskan Kabupaten Pacitan merupakan satu dari puluhan wilayah lain di Jatim yang berpotensi mengalami peningkatan cuaca ekstrem. Hal itu ditandai peluang terjadinya hujan lebat, angin kencang, hujan es, dan puting beliung.
"Kalau melihat ini (release BMKG), kita masih ada potensi hujan. Oleh karena itu antisipasi sudah dilakukan sejak dini dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik dari unsur pemerintah daerah, TNI/Polri, maupun lembaga terkait di tingkat provinsi, " jelasnya.
"Tentu setiap ada perkembangan akan disampaikan melalui lembaga resmi. Pusdalops BPBD siaga 24 jam, selain itu kami juga mendirikan posko di Pantai Teleng untuk antisipasi kedatangan wisatawan yang berlibur ke pantai," pungkas Erwin sembari mengimbau pemudik tetap tenang dan dapat menikmati Lebaran di kampung halaman.
(irb/iwd)