Melihat Dari Dekat Tradisi Bukber Sebulan Penuh di Desa Gawang Pacitan

Khas Ramadan

Melihat Dari Dekat Tradisi Bukber Sebulan Penuh di Desa Gawang Pacitan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Selasa, 25 Mar 2025 14:54 WIB
Melihat Tradisi Bukber Sebulan Penuh di Desa Gawang, Pacitan
Tradisi unik di Pacitan, bukber aneka masakan (Foto: Purwoto Sumodiharjo/detikJatim0
Pacitan -

Ramadan selalu menjadi bulan istimewa. Bagi muslim beriman kedatangan Bulan Suci selalu ditunggu. Itu karena keberkahan dan pahala melimpah atas ibadah puasa yang ditunaikan. Pada saat bersamaan Ramadan juga membangkitkan banyak tradisi baru di kalangan masyarakat. Salah satu yang paling unik terdapat di Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Pacitan.

Tiap menjelang waktu buka puasa masjid di desa tersebut menjadi tempat berkumpul jemaah. Mereka datang dari segenap dusun di wilayah yang beririsan dengan Jalan Lintas Selatan (JLS) tersebut. Bahkan jauh-jauh waktu sebelum azan Maghrib tiba, mereka sudah memadati masjid. Jemaah pria dan wanita mengambil tempat duduk secara terpisah.

Sembari menunggu waktu para jemaah tampak berbincang satu sama lain. Sayup-sayup terdengar obrolan tentang kegiatan sehari-hari. Mulai dari rutinitas berkebun, jual-bali di pasar, hingga cerita tentang sanak saudara di perantauan yang bakal mudik. Sesekali dialog lirih itu berakhir dengan gelak tawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetiba suara riuh rendah itu terhenti. Hal itu bersamaan dimulainya tausiyah oleh ulama desa setempat. Ceramah singkat itu memang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi buka puasa bersama di Masjid Lulu'ah tersebut. Tema-tema keagamaan serta muamalah selalu berkumandang dari atas mimbar setiap menjelang magrib.

Ceramah berakhir disusul kumandang azan. Jemaah pun bergantian menuju meja tempat menu buka tersedia. Kali ini berupa teh hangat dan 3 biji kurma. Setelah membatalkan puasa mereka tak langsung makan, melainkan melaksanakan salat berjemaah serta berzikir. Sembari berjabat tangan jemaah lantas mengambil posisi duduk berhadapan. Di depannya sudah tersaji menu Soto Ayam.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah, monggo sisan dhahar mriki (Alhamdulillah, mari sekalian makan di sini)," ucap Fahmi, seorang jemaah kepada wartawan, Senin (25/3/2025).

Ragam jenis makanan lezat memang tersaji di masjid tersebut saat buka puasa. Selain soto ayam, ada pula menu kelas restoran lainnya yang menggugah selera. Seperti halnya kari ayam, gulai, sate, rendang, dan tongseng kambing.

Uniknya tradisi tersebut sudah ada sejak lama. Berbeda dengan bukber pada umumnya, buka puasa bersama di masjid ini berlangsung sebulan penuh.

"Sudah berjalan lebih dari 10 tahun. Alhamdulillah, masih berlangsung sampai saat ini," kata Ali Sutopo, takmir masjid.

Tentu saja, tradisi bukber di masjid diharapkan membawa makna positif. Selain untuk menjalin tali silaturahim sesama warga desa, momen buka puasa juga dapat menjadi wahana menguatkan keimanan dan ketakwaan melalui ceramah dari para ustaz. Pihak masjid pun tetap membuka pintu bagi warga yang ingin bergabung.

"Kami tidak membatasi. Masyarakat dipersilakan datang untuk mengikuti tausiyah dan buka bersama," tutupnya.




(hil/fat)


Hide Ads