Menyusuri Jejak Wali Songo, Ini Daftar Wisata Religi Ikonik di Jawa Timur

Menyusuri Jejak Wali Songo, Ini Daftar Wisata Religi Ikonik di Jawa Timur

Katherine Yovita - detikJatim
Jumat, 21 Mar 2025 03:30 WIB
Masjid Agung Sunan Ampel
Simak Wisata Religi Ikonik di Jawa Timur. Foto: Rifki Afifan Pridiasto
Surabaya -

Jawa Timur dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Nusantara, jejak dakwah para wali masih terasa kuat hingga kini. Berbagai makam dan situs peninggalan Wali Songo menjadi destinasi wisata religi yang kerap dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Dari makam Sunan Ampel di Surabaya hingga Sunan Giri di Gresik, setiap tempat menyimpan kisah bersejarah yang menarik untuk ditelusuri. Berikut daftar wisata religi ikonik di Jawa Timur yang wajib dikunjungi.

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyimpan berbagai kekayaan budaya dan sejarah. Jawa Timur juga menjadi destinasi yang menjadi saksi bisu perkembangan ajaran agama Islam di Jawa. Salah satu jejak yang tidak terpisahkan dari sejarah agama Islam adalah peranan para Wali Songo yang berkontribusi besar dalam menyebarkan dakwah nilai-nilai keislaman.

5 Wisata Religi Peninggalan Wali Songo di Jawa Timur

detikJatim merangkum deretan tempat untuk menjelajahi jejak-jejak sejarah Wali Songo di Jawa Timur, tempat-tempat yang tak hanya menyimpan kisah perjuangan, tetapi juga menawarkan kedamaian spiritual bagi setiap pengunjung yang datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Makam Sunan Ampel

Salah satu dari lima gapuro di Makam Sunan Ampel. Foto Malik Ibnu Zaman.Salah satu dari lima gapuro di Makam Sunan Ampel. Foto: Malik Ibnu Zaman

Sunan Ampel atau yang memiliki nama asli Raden Rahmat, merupakan salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam perjalanan penyebaran ajaran agama Islam di Jawa. Makam Sunan Ampel berlokasi di jantung kota Pahlawan, tepatnya di sebelah barat Masjid Ampel, Jalan Ampel, Petukangan I, Ampel, Kecamatan Semampir.

Sunan Ampel adalah putra dari Syekh Maulana Ibrohim Asmoroqondi yang dikenal sebagai wali paling senior dalam Wali Songo. Sebagai 'bapak para wali' salah satu metode dakwah yang dikembangkan oleh Sunan Ampel disebut "Moh Limo", menghindari lima perbuatan tercela, di antaranya tidak mau berjudi, tidak mau mabuk, tidak mau mencuri, tidak mau menghisap candu, tidak mau berzina.

ADVERTISEMENT

Makam Sunan Ampel terletak di kawasan Kampung Ampel Surabaya, jadi selain dapat berziarah langsung, detikers dapat mengunjungi peninggalan Sunan Ampel lainnya seperti Masjid Sunan Ampel, Masjid Rahmat, Masjid Jami Peneleh, hingga kampung Arab.

2. Makam Sunan Bonang

makam sunan bonangmakam sunan bonang Foto: Arif Syaefudin/detikcom

Syekh Maulana Makdum Ibrahim atau yang akrab dengan panggilan Sunan Bonang, merupakan dari Sunan Ampel. Ia melanjutkan peran ayahnya dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa.

Fakta menarik dari Sunan Bonang adalah, ia menggunakan kesenian sebagai media untuk berdakwah. Sunan Bonang menciptakan syair-syair yang menyiratkan nilai-nilai keislaman dan diiringi dengan alat musik tradisional Jawa, seperti gamelan. Salah satu syair-nya yang paling populer dan masih sering terdengar, khususnya di Bulan Ramadan seperti sekarang, berjudul "Tombo Ati".

Sunan Bonang meninggal pada tahun 1525 di Pulau Bawean. Namun, disebutkan bahwa murid-murid Sunan Bonang menginginkan agar jenazah dikuburkan di Tuban.

Kini, makam Sunan Bonang dapat dikunjungi di Desa Kutorejo, tepatnya berada di belakang Masjid Agung Tuban, sebelah barat Alun-Alun Tuban. Selain dapat berziarah ke makam Sunan Bonang, di sini detikers dapat menemukan mata air sumur Qur'an yang diyakini oleh warga setempat sebagai mata air yang membawa keberkahan.

3. Makam Sunan Giri

Sunan Giri merupakan salah satu anggota Wali Songo yang lahir pada tahun 1442 M, di Desa Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Diketahui bahwa Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku. Sebaran dakwahnya telah mencakup seluruh wilayah Nusantara, di antaranya Banjar, Martapura, Pasir, Kutai di Kalimantan, Buton, Gowa di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, hingga Kepulauan Maluku.

Dilansir dari laman Sistem Informasi Data Pariwisata (Sidita) Jawa Timur, selain sebagai pendakwah, Sunan Giri juga sempat menjabat sebagai raja dengan gelar Prabu Satmoto dan memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada tahun 1487 M hingga 1506. Ia memerintah wilayah Gresik dan sekitarnya. Makam Sunan Giri dapat dikunjungi di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, tepatnya di Jalan Sunan Giri, Gresik.

Memasuki musim Ramadan, Makam Sunan Giri menjadi salah satu destinasi religi yang dipadati oleh pengunjung dari berbagai daerah untuk berziarah. Makam Sunan Giri memiliki ciri khas berada dalam rumah kayu dengan gaya arsitektur Jawa yang kental, seperti joglo.

4. Makam Sunan Drajat

Makam Sunan Drajat LamonganMakam Sunan Drajat Lamongan Foto: Eko Sudjarwo

Sunan Drajat atau yang juga akrab dengan panggilan Raden Qasim merupakan sosok yang juga berperan penting dalam penyebaran ajaran agama Islam di Jawa. Beliau merupakan salah satu putra dari Sunan Ampel, sehingga masih bersaudara dengan Sunan Bonang.

Sunan Drajat mengawali perjalanan dakwahnya di daerah pesisir Gresik, di mana kala itu masyarakatnya masih didominasi oleh penganut Hindu-Buddha. Cakupan dakwahnya pun meluas hingga Lamongan, tempat di mana beliau membangun Pesantren Dalem Duwur di Desa Drajat, Lamongan, yang disebutkan sebagai asal muasal beliau akhirnya memperoleh gelar Drajat.

Mirip seperti Sunan Bonang, Sunan Drajat juga menggunakan media musik tradisional, gamelan untuk berdakwah. Sunan Drajat menciptakan tembang macapat, yaitu pangkur yang mampu menarik perhatian banyak orang.

Dilansir dari laman Pemkab Lamongan, sebagian besar peziarah dan wisatawan datang ke kompleks makam ini untuk berdoa dan belajar mengenai sejarah perjuangan Sunan Drajat dalam menyebarkan Islam dulu.

5. Makam Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

Makam Sunan Pranen di Gresik.Makam Sunan Pranen di Gresik. Foto: Kemdikbud

Maulana Malik Ibrahim juga dikenal sebagai Sunan Gresik. Sebagai salah satu orang pertama yang menyebarkan ajaran agama Islam di Jawa, Sunan Gresik disebut sebagai wali paling senior di antara kesembilan wali lainnya. Peranan Sunan Gresik dalam menyebarkan dakwahnya sudah berlangsung sejak zaman Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, mayoritas masyarakatnya masih memeluk agama Hindu-Buddha.

Saat itu, gaya berdakwah Sunan Gresik dipadukan dengan kegiatan berdagang. Karena, di masa itu, Gresik masih menjadi Bandar Kerajaan Majapahit. Ternyata, usahanya ini berhasil menarik perhatian masyarakat. Berita ini kemudian sampai di telinga Raja dan Sunan Gresik pun diangkat sebagai Syahbandar atau kepala pelabuhan.

Tak hanya itu, Sunan Gresik juga berperan dalam memulihkan krisis ekonomi yang sedang melanda, dengan merangkul masyarakat kelas bawah dan mengajarkan mereka cara bercocok tanam. Makam Sunan Gresik memiliki daya tarik budaya Gujarat yang khas. Batu nisannya terbuat dari marmer berbentuk kapal khas Gujarat, dengan ukiran tulisan Arab yang indah.

Mempelajari Wali Songo dan meneladani sifat baiknya menjadi salah satu perbuatan baik untuk mengisi bulan Ramadan. Semoga kita semua mendapat pahala dan ampunan di bulan penuh berkah ini.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads