Menteri KKP Cek Kesiapan Swasembada Garam di Ponorogo

Menteri KKP Cek Kesiapan Swasembada Garam di Ponorogo

Chuk Shatu Widarsha - detikJatim
Kamis, 20 Mar 2025 16:40 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke Pasar Legi Ponorogo. Kehadirannya memastikan ketersediaan garam di pasar terbesar Bumi Reog ini aman selama Ramadan.

Selain itu, guna menuju swasembada garam di akhir tahun 2027, pihaknya mulai melihat persiapan PT Garam untuk bisa memproduksi garam sendiri tanpa perlu lagi impor.

"Dalam rangka memastikan ketersediaan stok pangan khususnya garam di pasar selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri di Ponorogo," tutur Sakti kepada wartawan, Kamis (20/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sakti menambahkan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan, seperti yang digaungkan oleh Presiden, Prabowo Subianto. Salah satunya di sektor garam.

"Ketersediaan garam di pasar merupakan bagian integral dalam mewujudkan ketahanan pangan Nasional," terang Sakti.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, penguatan produksi domestik penting agar Indonesia bisa lepas dari jerat impor garam. Pun Indonesia sebagai negara kepulauan seharusnya bisa memproduksi garam sendiri karena memiliki area kelautan yang luas.

"Dengan fokus pada peningkatan produksi domestik dan penguatan sistem distribusi, pemerintah berharap Indonesia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan serta mengurangi ketergantungan pada impor," imbuh Sakti.

Pemenuhan garam, lanjut Sakti, tidak hanya di sektor konsumsi tapi juga di bidang industri dan farmasi. Target awal, akhir tahun 2027 Indonesia harus mampu memproduksi garam sendiri.

"Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong kemandirian sektor garam nasional dan memperkuat ekosistem distribusi agar lebih efisien dan berdaya saing," papar Sakti.

Sakti pun sempat berdialog dengan beberapa pedagang di Pasar Legi. Terutama kaitannya dengan stok, pasokan dan stabilitas harga garam. Pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor industri dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan garam, terutama selama periode peningkatan permintaan di bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.

"Kami berterima kasih atas kontribusi PT Garam dalam menjaga ketersediaan garam nasional. Diharapkan perusahaan ini terus meningkatkan produksi dalam negeri dan menyerap lebih banyak garam lokal guna memastikan stabilitas harga serta pasokan bagi masyarakat,"tandas Sakti.

Menurutnya, harus diperhatikan terkait distribusi garam di tingkat pedagang maupun konsumen. Juga menjaga stabilitas harga garam agar tetap terjangkau oleh masyarakat, tanpa merugikan para petani garam lokal.

Meningkatkan sinergi dengan para petambak garam dalam rangka meningkatkan produksi garam nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Menyampaikan laporan terkini terkait produksi dan distribusi garam, termasuk tantangan yang dihadapi di lapangan.

"Saya berharap PT Garam dapat terus berinovasi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengelolaan garam nasional. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat mewujudkan sektor garam yang mandiri, berdaya saing, dan memberikan manfaat bagi masyarakat," tegas Sakti.

Sementara, Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose mengatakan saat ini salah satu gudang di Ponorogo mampu berkapasitas 3 ribu ton. Meski saat ini masih tersedia seribu ton.

"Tapi kita bangga, menguasai pangsa pasar hampir 87 persen. Mudah-mudahan lebih ekspansif untuk PT Garam, apa yang disampaikan pak menteri tidak ada impor garam, kita akan menjadi tuan rumah di negara kita," ujar Abraham.

Sementara, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengakui PT Garam melalui segitiga G sudah menguasai pasar. Saat peralihan garam biasa ke garam beryodium, masyarakat masih melekat dengan produk segitiga G.

"Garam memang luar biasa di Ponorogo, segitiga G ini awal proses dulu peralihan dari garam beryodium yang hadir di tengah masyarakat adalah garam G. Maka sampai saat ini melekat betul dibenak penduduk sehingga saking melekatnya suplai di sini melebihi kebutuhan penduduk. Mudah-mudahan mampu kontribusi untuk pembangunan dan kesehatan di Ponorogo," pungkas Giri.




(abq/fat)


Hide Ads