Gapura Naga Giri yang menjadi pintu masuk Gresik kondisinya memprihatinkan. Bangunan yang dibangun sejak 2012 silam, menelan anggaran Rp 7 Miliar.
Selain rontok, batu alamnya juga mulai rusak karena faktor usia. Apalagi getaran yang ditimbulkan dari kendaraan dengan tonase besar kerap melintas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik Sri Subaidah mengatakan kerusakan pada gapura yang berada di jalur utama masuk ke wilayah Gresik ini pertama kali diketahui oleh DLH Gresik Jumat malam (14/3/2025). Saat itu, petugas DLH sedang memasang lampu sorot berwarna-warni dengan kapasitas 250 Watt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat pemasangan lampu sorot itu, pegawai DLH mengetahui ada kerusakan," kara Subaidah kepada detikJatim, Senin (17/3/2025).
Proses perbaikan sendiri ditarget selesai dalam 2 minggu ke depan. DLH Gresik akan melakukan perbaikan dengan metode yang lebih efektif agar tidak mudah mengalami kerusakan kembali.
Subaidah menambahkan mendapat laporan tersebut, pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Pada Sabtu pagi, ia mengirim tim teknis untuk melakukan perbaikan.
"Kami sudah menerima laporan dan langsung turun untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi. Setelah pengecekan, kami langsung bergerak untuk melakukan perbaikan sejak Sabtu pagi," tambahnya.
Diketahui, penambahan dimensi besi dan batu alam tempel di tahun 2012. Penambahan ketebalan tembok sekitar 1 meter serta penambahan tinggi gapura sekitar 3 meter ini menjadikan ikon Gresik tersebut terlihat kian kokoh dan megah.
"Tim perbaikan akan melakukan pemasangan batu alam dengan material perekat yang lebih tahan lama. Selain itu, DLH juga akan melakukan pengawasan berkala untuk memastikan kondisi gapura tetap dalam keadaan baik," tandasnya.
Sebelumnya, akun Instagram @andreli_08 membagikan foto kondisi gapura yang rusak, netizen pun ramai berkomentar.
"Lha kok kompong," tulis akun Kusnogoro, menyoroti kondisi bangunan yang ternyata kosong di dalamnya.
Kekhawatiran warga juga meningkat karena gapura yang berdiri di jalur utama ini bisa membahayakan pengendara.
"Iya min, seminggu yang lalu lewat situ, mrotoli semua dinding abal-abalnya itu, bahaya juga kalau jatuh kena pengendara," tulis akun zulkhamefendi9001.
Beberapa warga mempertanyakan kualitas konstruksi, terutama karena Gresik dikenal memiliki industri semen besar.
"Cik nuemen, gawe opo ono pabrik semen nak Gresik," sindir akun dani_alfiyant.
Desakan audit pun muncul seiring dengan tanda tanya besar atas penggunaan anggaran miliaran rupiah untuk gapura yang mudah rusak ini.
"Gak kaget min, patung gajah mungkur yang imut dan menggemaskan saja menelan anggaran 1 miliar. Perlu diaudit itu," tulis akun takeshi_javanensis.
(abq/fat)