Resto hingga Mal di Surabaya Diminta Punya Tempat Pemilahan Sampah Mandiri

Resto hingga Mal di Surabaya Diminta Punya Tempat Pemilahan Sampah Mandiri

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 17 Mar 2025 06:00 WIB
Sampah menumpuk di Jalan Kalibokor Surabaya.
Sampah menumpuk di Jalan Kalibokor Surabaya. Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pelaku usaha, mulai dari resto hingga mal di Surabaya, diminta memiliki tempat pengelolaan sampah mandiri. Tujuannya agar beban tempat pembuangan akhir (TPA) di Benowo tidak berat.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan jika sampah yang dihasilkan pelaku usaha restoran hingga mal tidak dikelola mandiri, maka bisa memberikan beban TPA Benowo ke depannya.

"Kenapa di mal, juga rumah makan itu nggak dipilah? Kalau nggak diatur dan diberi kebebasan membuang sampah ke TPA dan tidak diedukasi, ya nggak pernah selesai," kata Eri, Minggu (16/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Eri, pemilik usaha, seperti restoran seharusnya bisa melakukan pemilahan sampah mandiri. Karena, salah satu poin perizinan membuka usaha di Surabaya, harus bisa memilah sampah secara mandiri.

"Jadi hulunya itu adalah rumah tinggal, juga tempat usaha. Maka dari itu, buat perda atau perwali, tempat usaha sekarang harus bisa memilah sampah dari usahanya. Mereka kan punya bisnis, dan investasi, maka dari itu salah satu izin mendirikan usaha juga harus bisa memilah itu (sampah)," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, ia meminta Kepala DLH Surabaya Dedik Irianto mengumpulkan pemilik usaha untuk membahas pengelolaan sampah mandiri. Ia juga menekankan aturan dicantumkan ke dalam proposal visi-misi.

"Jangan ada lagi tempat usaha, tapi memberikan beban sampah kepada Kota Surabaya, komitmennya itu. Jadi semua tempat usaha memilah sampah sejak dari tempat usahanya," ujarnya.

Sementara Kepala DLH Surabaya Dedik Irianto mengatakan ia berkomitmen sampah yang masuk ke TPA Benowo tahun ini bisa berkurang. Salah satu caranya akan menambah empat titik tempat pengelolaan sampah (TPS) berbasis Reduce (Pengurangan), Reuse (Penggunaan Kembali), dan Recycle (Daur Ulang) (3R) di Surabaya.

"Surabaya ini idealnya memiliki sekitar 37 TPS 3R, nah, saat ini kami masih memiliki 12 TPS 3R. Di tahun 2025, kami berharap bisa menambah empat TPS 3R, sehingga secara keseluruhan bisa mengurangi sampah di TPA Benowo," kata Dedik.

Dedik menjelaskan, selain menambah TPS 3R, salah satu komitmennya ialah menggerakkan penanganan sampah dari hulu ke hilir. Caranya dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah mandiri.

Dengan cara tersebut, ia berharap jumlah sampah yang masuk ke TPA Benowo berkurang. Berdasarkan data dari DLH Surabaya sampah yang masuk ke TPA Benowo sekitar 1.099 ton per hari. Di tahun ini, dirinya menargetkan, sampah yang masuk ke TPA Benowo turun menjadi 1.000 ton per hari.

"Selama tahun ini akan kami tingkatkan lagi pemberdayaan masyarakatnya sehingga harapan kami di akhir tahun 2025, sampah yang masuk ke TPA Benowo maksimal hanya maksimal 1.000 ton per hari," pungkasnya.




(irb/iwd)


Hide Ads