Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmennya menjalankan program Sekolah Rakyat (SR) dan membutuhkan lahan 5 hektare. Namun, di Kota Surabaya tidak ada lahan seluas itu.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan meski Surabaya tidak memiliki lahan seluas 5 hektare, namun sudah menerapkan sekolah gratis. Baik SD, SMP, bahkan SMA oleh Pemprov Jatim.
"Surabaya nggak ada lahan 5 hektare, itu yang sudah kita sampaikan, nang ndi Suroboyo lahan 5 hektare? Tapi Surabaya sudah sekolah rakyat. Karena SD, SMP sudah gratis semua, kan tinggal SMA. SMA kan juga sudah gratis oleh Bu Khofifah," kata Eri di Balai Kota, Rabu (12/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eri mengatakan di Surabaya sudah memiliki program 1 keluarga 1 sarjana. Lalu ada Asrama Bibit Unggul telah menyekolahkan anak tidak mampu secara gratis sampai kuliah, sehingga bisa juga disebut sekolah rakyat.
"Sudah sekolah rakyat wisan, ada di Asrama Bibit Unggul di Kalijudan, ada 200 anak sekolah gratis sampai kuliah, meski bukan 5 hektare," ujarnya.
Karena tidak memiliki lahan 5 hektare, maka ada metode lain yang bisa dilakukan untuk SR. Yakni memaksimalkam gedung sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA.
"Kami maksimalkan dengan gedung dan sekolah swasta yang digratiskan untuk sekolah rakyat. Maka tidak harus saya sediakan, tapi bekerja sama dengan swasta yang bisa menampung siswa tidak mampu," jelasnya.
Namun Eri belum melakukan perhitungan mengenai sekolah rakyat. Tetapi pihaknya menyiapkan dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) bila harus kerja sama dengan sekolah swasta.
"Belum ada (jumlahnya). Karena yang saya sampaikan untuk sekolah keluarga miskin dan pra miskin di Kota Surabaya tidak boleh lagi dipungut biaya. Sehingga nanti kita kerjasama dengan sekolah swasta, Iki harus urunan piro sih. Jadi kalau ada BOPDA ya kita berikan," pungkasnya.
(abq/iwd)