6 Niat Puasa Ramadhan dan Waktu Membacanya

6 Niat Puasa Ramadhan dan Waktu Membacanya

Irma Budiarti - detikJatim
Jumat, 14 Mar 2025 02:15 WIB
Niat Puasa Ramadhan
ILUSTRASI MEMBACA NIAT PUASA RAMADHAN. Foto: pikisuperstar/Freepik
Surabaya -

Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Selain menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, niat juga menjadi bagian penting dalam menjalankan ibadah ini. Tanpa niat yang benar, puasa bisa dianggap tidak sah.

Dalam Islam, ada beberapa versi lafaz niat puasa Ramadhan yang diajarkan berdasarkan perbedaan mazhab. Sebagian ulama berpendapat niat harus dibaca setiap malam sebelum fajar, sementara ada juga yang membolehkan dilakukan sekali untuk sebulan penuh. Lalu, bagaimana lafaz niat puasa yang benar, dan kapan waktu terbaik untuk membacanya?

Niat Puasa Ramadhan dan Artinya

Lafaz niat puasa Ramadhan telah diajarkan dalam berbagai kitab fikih dan harus dibaca pada waktu yang tepat agar ibadah diterima. Dengan memahami niat beserta artinya, diharapkan muslim dapat lebih menghayati makna puasa dan menjalankannya dengan penuh keikhlasan. Berikut lafaz niat puasa Ramadhan beserta artinya, dari NU Online.

1. Lafaz Pertama

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.

ADVERTISEMENT

Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala.

Kata "Ramadhana" dipandang sebagai mudhaf ilaihi, sehingga diakhiri dengan harakat fathah yang berfungsi sebagai tanda khafadh atau jar. Sementara itu, kata "sanati" diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau jar karena alasan lil mujawarah. Ketentuan ini merujuk pada keterangan dalam Kitab Minhajut Thalibin serta Perukunan Melayu.

2. Lafaz Kedua

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta'ālā.

Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala.

Kata "Ramadhana" dianggap sebagai mudhaf ilaihi, sehingga diakhiri dengan fathah yang berfungsi sebagai tanda khafadh atau jar. Sementara itu, kata "sanata" diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab karena berstatus sebagai zharaf. Lafaz niat ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.

3. Lafaz Ketiga

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.

Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala.

Dikutip Kitab Hasyiyatul Jamal dan Irsyadul Anam, kata "Ramadhani" dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang berfungsi sebagai mudhaf, sehingga diakhiri kasrah sebagai tanda khafadh atau jar. Kata "sanati" diakhiri kasrah sebagai tanda khafadh atau jar karena berfungsi sebagai badal dari kata "hādzihi", yang merupakan mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".

4. Lafaz Keempat

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma Ramadhāna.

Artinya: Aku berniat puasa bulan Ramadhan.

Lafaz niat puasa Ramadhan ini dikutip dari Kitab I'anatut Thalibin.

5. Lafaz Kelima

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna.

Artinya: Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.

Lafal niat puasa Ramadhanini dikutip dari Kitab I'anatut Thalibin.

6. Lafaz Keenam

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati 'an fardhi Ramadhāna.

Artinya: Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.

Perbedaan dalam redaksi pelafalan ini tidak mengubah substansi dari lafaz niat puasa Ramadhan. Seperti halnya lafaz niat puasa Ramadhan nomor 2, lafaz ini juga dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.

Waktu Terbaik Membaca Niat Puasa Ramadhan

Niat puasa Ramadhan harus dilakukan dengan benar sesuai ajaran Islam. Dalam mazhab Syafi'i, niat harus diucapkan setiap malam sebelum fajar, sedangkan dalam mazhab lain seperti Hanafi, cukup dilakukan sekali di awal bulan Ramadhan. Berikut waktu terbaik untuk membaca niat puasa Ramadhan menurut Mazhab Syafi'i.

Dilansir dari Nahdlatul Ulama (NU) Online, menurut Mazhab Syafi'i, waktu yang tepat untuk membaca niat puasa Ramadhan agar sah adalah malam hari. Mazhab ini mensyaratkan niat dilakukan sebelum fajar tiba.

Keabsahan niat puasa di malam hari ini juga ditegaskan Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna', di mana ia menjelaskan bahwa niat harus dilakukan di waktu yang telah ditentukan agar ibadah puasa dianggap sah.

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya:Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qada, atau puasa nazar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits," demikian ditulis Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Iqna', Juz II.




(hil/irb)


Hide Ads