Kasus penemuan kerangka manusia dalam mobil di asrama polisi Polsek Ujungpangkah, Gresik terus diselidiki. Terutama identitas kerangka manusia.
Penemuan kerangka manusia tersebut membuat heboh warga setempat. Warga lantas menyangkutkan dengan keberadaan pria dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang selama ini hilang.
Pria ODGJ yang telanjang dada dan bersarung itu sebelumnya kerap mondar-mandir di desa setempat. Namun dalam beberapa tahun ini lenyap seperti ditelan bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu memang sering ada orang ODGJ biasanya di sekitar Asrama itu. Biasanya hanya pakai sarung," kata RM, salah satu warga sekitar kepada detikJatim, Rabu (12/3/2025).
Tak hanya itu, pria ODGJ itu juga kerap tidur di sekitar asrama polisi Polsek Ujungpangkah. Asrama tersebut sendiri mangkrak tahunan dan tak berpenghuni karena kondisinya yang sudah tak layak.
"Kadang ya (pria ODGJ) dibelikan bapak-bapak polsek makan," ujar RM.
Meski demikian, lanjut RM, ODGJ tersebut juga kerap mengganggu di rumah mantan Kanit Reskrim Polsek Ujungpangkah Aipda Yudis Setiawan. Salah satunya, sering melepas burung peliharaan Yudi saat ditinggal berdinas.
"Dulu sering melepas burung peliharaan di rumah yang terparkir mobil itu. Tapi gak tau kalau belakangan ini," tambahnya.
Sejak Oktober 2024, RM sudah tak lagi melihat ODGJ tersebut berseliweran. Ia pun kaget tiba-tiba mendengar informasi jika ada kerangka manusia ditemukan dalam mobil yang terparkir di Aspol. Terlebih di sekitar kerangka ditemukan sarung yang diduga milik pria ODGJ tersebut.
"Sejak Oktober 2024 lalu sudah gak kelihatan berseliweran. Apa mungkin itu kerangka ODGJ?," tanya RM.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih dalam. Pihaknya masih menunggu hasil tim Bid Dokkes Polda Jatim untuk melakukan identifikasi.
"Kita gak bisa menebak-nebak. Kita akan tetap melakukan penyelidikan dan masih menunggu hasil tim Forensik untuk mengungkap identitasnya," kata Abid.
Abid menambahkan saat ini pihaknya masih melakukan pencarian fakta dan bukti-bukti untuk mengungkap kasus tersebut. Hal itu untuk membuka secara terang benderang kasus tersebut.
"Kita masih terus mencari bukti-bukti di lokasi. Dan tentunya, pembuktian nya itu harus secara Scientific Crime Investigation (SCI)," pungkas Abid.
(abq/iwd)