Tak sabar menunggu uluran tangan pemerintah, warga Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Trenggalek patungan dan gotong royong memperbaiki jalan rusak sepanjang 1,5 kilometer. Donasi warga berhasil terkumpul Rp 10.450.000.
Salah seorang warga, Karyanto mengatakan, aksi solidaritas itu dilakukan masyarakat di RT 2,3 dan 4, RW 1, Dusun Tanjung, Desa Ngadimulyo. Mereka sepakat untuk patungan untuk memperbaiki ruas jalan akses antardesa yang rusak selama bertahun-tahun.
"Sudah 10 tahun jalan ini tidak pernah disentuh pemerintah. Kami sudah mengajukan permohonan berkali-kali, tapi tidak ada tindakan nyata. Akhirnya, kami memutuskan untuk bergerak sendiri," kata Karyanto, Selasa (11/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penggalangan donasi tersebut pihaknya mampu mengumpulkan dana Rp 10.450.000. Tak butuh waktu lama, uang tersebut langsung dibelanjakan material semen, pasir dan keperluan lainnya untuk proses perbaikan jalan.
Proses perbaikan jalan pun dilakukan secara gotong royong. Ratusan masyarakat kompak turun ke jalan untuk melakukan penambalan ruas yang rusak, meskipun tengah menjalankan ibadah puasa.
"Kami sudah lelah, setiap hari wara-wiri melintasi jalan ini dengan kondisi rusak. Kerusakan ini mengganggu mobilitas masyarakat," ujarnya.
Kerusakan jalan juga berulang kali mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Pihaknya berharap aksi solidaritas dari masyarakat akan memberikan manfaat bagi seluruh pengguna jalan .
"Semoga pemerintah juga melihat ini," ujarnya.
Hal senada disampaikan warga lain, Arga. Menurutnya antusiasme warga dalam gotong royong tersebut cukup tinggi. Bahkan dalam sehari perbaikan 1,5 kilometer jalan yang rusak mampu dituntaskan.
"Bulan puasa semangat masyarakat justru tinggi," ujar Arga.
Menurutnya, swadaya masyarakat tersebut seharusnya menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah, karena problem tahunan itu mampu diatasi sendiri oleh masyarakat.
Pihaknya berharap ke depan pemerintah daerah juga memberikan porsi pembangunan yang merata di kawasan pedesaan. Sehingga dapat menunjang aktivitas perekonomian hingga pendidikan masyarakat.
"Kami tidak meminta banyak, hanya ingin jalan yang layak agar aktivitas sehari-hari tidak lagi terhambat. Semoga setelah ini pemerintah bisa lebih peka terhadap kebutuhan warga," imbuhnya.
Dalam aksi tersebut warga memasang sejumlah tulisan yang berisi sindiran ke pemerintah daerah. Antara lain 'Tutup total, bukan dana desa, bukan dana daerah, ini dana warga', 'tuku Pertamax isine Pertalite, pajak lancar pembangunan sulit'.
(hil/iwd)