Jadwal penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bagong Trenggalek molor empat tahun dari rencana awal. Progress pembangunan pun baru mencapai 52%.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bagong Senna Ananggadipa Adhitama mengatakan proyek Bendungan Bagong awalnya diproyeksi tuntas 4 tahun dari dimulainya pengerjaan pada 2018 hingga 2022. Namun, dalam pelaksanaannya ada sejumlah masalah hingga diprediksi baru tuntas 2026.
"Untuk progress pembangunan Bendungan Bagong sendiri secara total sampai selesai itu 52%. Rencana kami menyelesaikan di tahun 2026 sesuai dengan schedule," kata Senna, Jumat (7/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah belum tuntasnya proses pembebasan lahan. Bahkan pada 4 tahun pertama pembangunan pihak pelaksana kesulitan melakukan pembangunan karena lahan yang menjadi titik utama bendungan belum siap.
"Kendala utama adalah pembebasan lahan, ada yang administrasinya belum lengkap sehingga proses untuk pembayaran juga berulang-ulang termasuk mengumpulkan berkas," ujarnya.
Bahkan hingga saat ini dari catatan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas masih ada 70-80 hektare lahan yang belum berhasil dibebaskan. Lahan itu mayoritas di wilayah genangan bendungan, sedangkan untuk lahan di bagian konstruksi utama bendungan telah berhasil dibebaskan.
Senna mengaku beberapa area pembebasan lahan tersebut juga menemukan kendala lain, yakni tumpang tindih kepemilikan antara Perum Perhutani dengan warga setempat.
"Jadi lahan itu masuk dalam peta Perhutani, namun, di sisi lain terdapat sertifikat hak milik yang dimiliki oleh warga," imbuhnya.
Efisiensi Anggaran Ancam Pembangunan Bendungan
Senna menambahkan bila anggaran yang disediakan oleh pemerintah pusat tidak ada kendala, pihaknya optimistis Bendungan Bagong akan tuntas pada 2026.
Baca juga: Proyek Bendungan Bagong Trenggalek Longsor |
Namun, kini pihaknya mulai khawatir, seluruh lembaga negara termasuk Kementerian Pekerjaan Umum (PU) diwajibkan melakukan efisiensi anggaran. Apabila proyek Bendungan Bagong terdampak efisiensi maka penyelesaian pembangunan akan kembali molor.
"Efisiensi atau relaksasi anggaran dampaknya pembangunan akan terelaksasi, artinya kemungkinan lebih lama lagi dari target yang sudah kami rencanakan, bisa melewati 2026. Sampai sekarang masih belum ditentukan apakah terkena relaksasi atau enggak, belum ada kepastian," kata Senna.
Bendungan Bagong dibangun di Desa Sumurup dan Sengon, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Proyek itu menelan anggaran sebanyak kurang lebih Rp 2,1 triliun.
Konstruksi Bendungan Bagong memiliki panjang bentang tengah mencapai 681 meter dengan ketinggian main dam 82 meter. Bendungan yang dapat menampung 17,4 juta meter kubik air itu diharapkan menjadi sistem pengendali banjir di wilayah Trenggalek sekaligus irigasi pertanian dan pariwisata.
(dpe/iwd)