Proyeksi meningkatnya penderita diabetes di Indonesia mendorong mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Saliva-based Wellness and Efficient Enzymatic Test for Glucose Monitoring (SWEET). Inovasi ini mampu mendeteksi dini kadar glukosa non-invasif pada seseorang dengan air liur.
Ketua Tim SWEET Tazkiya Umama mengungkapkan inovasi ini merupakan sebuah pengembangan dari alat deteksi glukosa yang semula dilakukan melalui darah. Akan tetapi metode itu dinilai kurang efektif dan punya kekurangan.
"Di antaranya invasif, lambat, dan membutuhkan keterampilan yang tinggi," kata perempuan yang kerap disapa Kiya itu.
Oleh karena itu, lanjut Kiya, ia dan timnya mulai menggagas SWEET yang mampu mengatasi berbagai kekurangan itu sejak November 2024 lalu. Dalam mengembangkan SWEET, tim yang terdiri atas 3 mahasiswi angkatan 2023 ini mengembangkan alat deteksi tersebut melalui dua proses.
"Yakni proses deteksi berdasarkan reaksi dan validasi melalui aplikasi," imbuhnya.
Awalnya, Kiya dan rekannya menyiapkan kertas biosensor yang dilapisi parafin hidrofobik. Menurut Kiya, parafin hidrofobik ini berperan meningkatkan akurasi dan presisi dalam proses deteksi glukosa.
Kertas sensor ini juga dilengkapi berbagai zat berbasis enzim yang akan membantu proses deteksi glukosa ketika air liur dituangkan.
"Beberapa zona dilapisi kitosan, nanopartikel emas, hidrogen peroksida, dan larutan kromofor," beber gadis berkacamata ini.
Mahasiswi Departemen Teknologi Kedokteran ITS itu melanjutkan, keempat zat tadi akan memicu reaksi terhadap air liur dan menyebabkan perubahan warna pada kertas sensor. Usai kertas sensor berubah warna, proses selanjutnya mendeteksi glukosa dengan aplikasi SWEET yang telah dirancang tim ini.
"Kertas sensor dipindai menggunakan kamera gawai untuk mendeteksi tingkat glukosanya," terangnya.
Berdasarkan hasil pengujian, menurut Kiya, SWEET berhasil mendeteksi tingkat glukosa dengan cepat antara 3 hingga 5 menit. Tak hanya itu, aplikasi itu bisa memberikan rekomendasi berdasarkan tingkat glukosa yang diidentifikasi.
"Sebagai contoh, untuk glukosa tingkat tinggi disarankan untuk tetap terhidrasi dan berolahraga serta merujuk ke dokter jika tingkat glukosa tidak menurun," ujarnya.
Melalui keterbaruan itu, SWEET sukses mengharumkan nama Indonesia dan almamater ITS di ajang Thailand Inventor Days 2025 pada 6 Februari 2025 lalu.
Tim ITS ini dianugerahi medali emas pada konferensi bertajuk Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition.
"Sebuah kebanggaan besar kami dapat memberikan kontribusi baru pada dunia medis," tutur Kiya bangga.
Selain memboyong medali emas, SWEET juga berhasil meraih sertifikat hak cipta atas inovasi dan keterbaruannya itu. Kebanggaan ini menjadi salah satu sumbangsih ITS mendongkrak Sustainable Development Goals (SDGs) 3 mengenai kehidupan yang sehat dan sejahtera.
"Harapannya, SWEET dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit diabetes melalui deteksi dini," ungkapnya.
Simak Video "Video: Kabar Bahagia! Pemeran Kaluna 'Home Sweet Loan' Resmi Menikah"
(dpe/fat)