Tim mahasiswa Unair tersebut terdiri Anasah Zulfah, Ririn Nur Mahmudah, dan Atsir Alma Dinisa dari Fakultas Keperawatan (FKp), Revita Novianti Putri dan Marcella Aurelia Yatijan dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta Ach Jazilul Qutbi dan Diaz Samsun Alif dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM). Mereka tergabung dalam tim Smartose mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh Indonesia Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dan National Research and Council of Thailand (NRCT) pada Jumat-Selasa (2-06/2) di Bangkok, Thailand.
Ketua tim Smartose Anasah Zulfah mengatakan peserta kompetisi diikuti mulai dari tingkat SMA hingga mahasiswa dari berbagai negara di ASEAN. Ada pun tema inovasi, yakni kesehatan, industri, agrikultur, energi dan lingkungan, konstruksi dan bangunan, pendidikan, teknologi informasi dan manufaktur.
"IPITEX juga turut mengundang kelompok sasaran dalam pengembangan sains dan teknologi seperti para pengusaha, investor, produsen, distributor, dan sektor korporat. Harapannya, kedatangan mereka dapat mendukung proses diseminasi dan komersialisasi dari produk atau temuan yang para inovator muda gagas," kata Anasah, Selasa (13/2/2024).
Anasah dan tim membawakan inovasi smart watch pendeteksi diabetes bernama Smartose dalam mengikuti kompetisi. Inovasi itu gagasan PKM-KC, bahkan pernah menyabet juara presentasi favorit pada kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2023.
"Kami tidak ingin berhenti sampai di sana karena inovasi kami masih bentuk prototipe dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Jadi, kami mengikutsertakan Smartose ke event IPITEX ini dengan harapan mendapatkan investor yang dapat memberikan bantuan finansial untuk perbaikan dan komersialisasi produk," jelasnya.
Smartose sendiri merupakan inovasi berupa smartwatch yang dapat mendeteksi diabetes, seperti glukosa darah, HbA1C dan Keton secara non invasif menggunakan sensor photoplethysmograph (PPG) dan elektrokimia berbasis deep learning. Model deep learning yang mereka gunakan yaitu Artificial Neural Network (ANN) dan hasil pengujian yang nilai akurasinya 90%.
Mahasiswa asal Jember ini menjelaskan inovasi Smartose ini terintegrasi dengan aplikasi, sehingga memudahkan pengguna untuk selalu melakukan pengecekan. Smartose dapat menjadi solusi holistik pemantauan diabetes, mengurangi risiko komplikasi ketoasidosis diabetik dan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pengguna.
Saat mengikuti kompetisi ini tidak mudah baginya. Namun hal itu tak menyurutkan semangat meski belum saling mengenal anggota tim, proses bonding tim hingga sampai perbedaan pendapat. Mereka pun akhirnya dalam melewati dan membuahkan hasil dari perjuangan timnya.
"Berkat event ini, kami juga bisa mendapat banyak jejaring dari berbagai universitas dari dalam maupun luar negeri. Kami bisa belajar dari inovasi-inovasi keren yang mereka gagas. Itu merupakan pengalaman yang luar biasa," pungkasnya.
(abq/iwd)