Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) Trenggalek sepakat menyisihkan sebagian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk donasi gotong royong pembangunan. Sementara itu, Bupati juga memangkas anggaran rumah tangga dan menolak mobil dinas baru.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat berdampak pada pemangkasan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 54 miliar. Kondisi itu mengancam sejumlah rencana strategis pembangunan fisik jalan maupun infrastruktur lain.
Untuk menutupi kekurangan anggaran itu pihaknya tengah memutar otak untuk mengefisiensi sejumlah anggaran pada APBD Trenggalek yang dinilai tidak penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pihaknya juga menginisiasi penggalangan donasi dari para ASN. Konsepnya para ASN yang memiliki pendapatan tinggi dan TPP diajak untuk mendonasikan sebagian pendapatannya untuk pembangunan.
"Tadi dalam apel perdana ASN, saya tawarkan TPP dipotong, karena TPP tidak wajib atau para ASN dengan suka rela mendonasikan sebagian take home pay-nya. Alhamdulillah mereka memilih untuk berdonasi," kata Arifin, Senin (3/3/2025).
Tak hanya para ASN, Bupati Arifin juga akan melakukan langkah penghematan pada anggaran rumah tangga kepala daerah. Salah satunya anggaran makan minum.
"Karena istri di Jakarta dan saya di sini sendiri maka bisa dikurangi anggarannya," jelasnya.
Selain itu Bupati menegaskan menolak pengadaan mobil dinas baru bagi bupati. Ia meminta anggaran sekitar Rp 800 juta untuk mobil baru dialihkan untuk mendukung pembangunan strategis pemerintah.
"Kan masih ada mobil yang lama," imbuhnya.
Menurutnya rencana penggalangan donasi akan dirumuskan sekretaris daerah dan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Besar kemungkinan donasi akan dihimpun secara profesional oleh Baznas Trenggalek, melalui sedekah dan infaq.
"Ini bukan pungli, karena suka rela dan semua dana yang dihimpun akan dipertanggungjawabkan. Makanya dengan menggandeng Baznas," jelasnya.
Pihaknya berasumsi dari total anggaran TPP para ASN Rp 100 miliar bisa menyisihkan sekitar Rp 10 miliar.
"Itu nanti akan dipergunakan secara swakelola, misalkan ada yang butuh pembenahan saluran irigasi satu meter, kan nggak harus membenahi 100 meter. Anggaran bisa diswakelolakan ke kelompok tadi dan dikerjakan gotong royong," imbuhnya.
"Demikian juga dengan jalan, butuh penambalan hotmix atau aspal biasa. Nanti diswakelolakan dengan pengawasan dari dinas teknis," jelas Bupati.
Arifin menambahkan efisiensi anggaran juga tengah digodok dengan jajaran OPD lain. Targetnya anggaran DAK Rp 54 miliar yang dibatalkan pemerintah pusat bisa teratasi, sehingga pembangunan bisa berjalan dengan baik.
"Kami yakin bisa melakukan efisiensi minimal Rp 54 miliar, sesuai anggaran DAK yang dibatalkan," kata Arifin.
Bupati Trenggalek mengaku dua periode awal kepimpinannya mendapatkan tantangan anggaran. Pada awal periode pertama, APBD banyak dialihkan untuk penanganan COVID-19, sedangkan periode kedua dihadapkan dengan efisiensi anggaran.
"Ini menjadi tantangan bagi kepala daerah dua periode. Semoga bisa segera normal kembali," kata Arifin.
(dpe/iwd)