Suka cita Ramadan di hari pertama ini dirasakan berbeda bagi warga Desa Kalisari, Kecamatan Boureno, Bojonegoro. Lingkungannya masih dikepung banjir luapan Bengawan Solo.
Mereka tidak bisa leluasa beraktivitas hingga mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa hingga nanti akan melakukan ibadah Salat Tarawih karena jalanan kampung tergenang setinggi rata-rata 50 hingga 1 meter.
Chotibul Umam, Kades desa Kalisari menuturkan ada lima masjid di kampungnya namun 4 masjid di kampungnya yang tersebar di 3 dusun akses jalan hingga halaman masjid tergenang air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 5 masjid, tapi 4 yang di tengah pemukiman warga terendam dari kemarin halamannya dan aksesnya menuju masjid," kata Kades Chotibul Umam, Sabtu (1/3/2025).
Empat halaman masjid yang terendam banjir itu berada di Dusun Mojongudi, Mojopencol, dan 2 titik di Dusun Sekalang dengan tinggi air antara 30 cm-50 cm.
Salah satu warga dusun Mojopencol, Fahmi menuturkan bahwa pada malam Ramadhan masjid di sekitar rumahnya masih digunakan untuk Salat Tarawih karena kondisi air genangan surut. Namun untuk malam nanti belum bisa dipastikan karena debit air genangan naik.
"Kalau semalam masih bisa digunakan tarawih, tapi kalau nanti malam belum tahu ya," tutur Fahmi.
Warga Kalisari beraktivitas terpaksa harus menggunakan perahu kayu dengan merogoh uang untuk ongkos yang tidak murah, untuk sekali jalan.
"Naik perahu ini ke Mojo bisa 10 ribu satu kali naik, karena sudah tidak bisa naik motor," ucap Yudi.
Banjir luapan bengawan solo di hingga sore ini masih rendam pemukiman warga di beberapa desa di Kecamatan Boureno di antaranya Lebaksari, Tanggungan hingga Kadungrejo.
Sementara debet air di papan ukur kota Bojonegoro masih menunjukkan angka 14.22 peilschaal dengan status siaga merah.
(dpe/fat)