Luapan Bengawan Solo kembali merendam wilayah Kelurahan/Kecamatan Babat. Akibatnya, 13 rumah dengan 13 kepala keluarga (KK) atau 39 jiwa terdampak banjir sejak Rabu (26/2).
Tak hanya merendam permukiman, banjir juga menggenangi ruas Jalan Raya Babat-Lamongan sehingga menyebabkan arus lalu lintas tersendat. Untuk mencegah air semakin meluap ke jalan dan permukiman, warga setempat berinisiatif membendungnya dengan tumpukan pasir dalam karung atau doorlag.
Warga Kelurahan Babat, Muhammad Farkan mengungkapkan banjir akibat luapan sungai terpanjang di Jawa ini merupakan langganan tahunan bagi warga yang tinggal di bantaran Bengawan Solo. Di awal 2025 ini saja, aku Farkan, banjir sudah dua kali terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap tahun selalu banjir, tapi tahun ini sudah dua kali terjadi di awal tahun. Ini sangat berdampak bagi warga, terutama yang rumahnya terendam dan pemilik warung di sekitar sini," kata Farkan.
Farhan dan warga lainnya berharap pemerintah tetap siaga menghadapi banjir dengan menyiapkan tumpukan pasir sebagai bendungan darurat serta melakukan langkah-langkah pencegahan lainnya. Pasalnya, banjir luapan Bengawan Solo ini juga mengganggu aktivitas warga.
Sementara itu, staf Kelurahan Babat, Nastain kepada wartawan membenarkan banjir akibat luapan Bengawan Solo di Babat ini. Nastain menuturkan, ada 13 rumah dan 39 jiwa yang terdampak banjir luapan Bengawan Solo ini. Nastain memastikan, bantuan logistik dan material dari BPBD Lamongan serta Pemkab Lamongan sudah mulai disalurkan untuk membantu warga menangani luapan air.
(abq/iwd)