Ratusan Rumah di Krian Sidoarjo Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 125 Cm

Ratusan Rumah di Krian Sidoarjo Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 125 Cm

Suparno - detikJatim
Kamis, 27 Feb 2025 14:45 WIB
banjir Krian Sidoarjo
Ketinggian banjir di Krian mencapai ketinggian hingga 125 cm (Foto: Suparno)
Sidoarjo -

Ratusan rumah di 2 desa di Krian, Sidoarjo, terendam banjir akibat meluapnya Kalimas. Banjir ini diperparah oleh tingginya curah hujan serta rusaknya tanggul di beberapa titik.

Ketinggian air yang mencapai 60 hingga 125 cm, menggenangi ratusan rumah sejak Selasa (25/2) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
Di Desa Barengkrajan, sebanyak 255 rumah di RT 17 dan RT 19 mengalami kondisi terparah. Sementara itu, di Desa Tempel, sebanyak 553 rumah juga terendam.

Kepala Desa Barengkrajan, Asmono, mengatakan banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebut penyebab utama adalah meluapnya Kalimas serta kondisi tanggul yang rusak dan digunakan sebagai tempat sandaran perahu tambang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banjir ini dampak dari Kalimas yang meluap. Selain itu, banyak tanggul yang rusak. Kami berharap kondisi tanggul ini segera diperbaiki agar tidak terjadi banjir seperti ini lagi," ujar Asmono kepada wartawan, Kamis (27/2/2025).

banjir Krian SidoarjoPerahu karet digunakan untuk transportasi dan evakuasi (Foto: Suparno)

Meski ketinggian air mencapai 125 cm, tidak ada warga yang mengungsi ke tempat penampungan darurat. Sebagian besar warga memilih untuk tinggal sementara di rumah keluarga yang berada di sekitar lokasi banjir.

ADVERTISEMENT

Sementara itu salah satu warga Desa Barengkrajan Nur Alimah (44) mengeluh adanya pembagian jatah nasi bungkus yang tidak merata untuk warga desa yang terdampak banjir.

"Banjir kali ini banjir yang terparah, setiap hari warga terdampak banjir mendapatkan jatah nasi bungkus. Namun pembagiannya tidak merata. Hari Selasa saya hanya mendapatkan 1 bungkus, Hari Rabu mendapatkan 3 bungkus, sementara itu keluarga saya berjumlah 4 orang, jadi pembagiannya tidak merata," kata Nur.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono menjelaskan bahwa banjir di Krian disebabkan oleh luapan Kalimas.

"Untuk mengatasi kondisi ini, pihaknya telah mengajukan permohonan penutupan pintu air Rolak 3 di Mlirip, yang merupakan pintu utama aliran air dari Sungai Brantas ke Sungai Surabaya," kata Dwi Eko.

Menurut Dwi Eko, debit air mulai mengalami penurunan sekitar 10 cm dibandingkan hari sebelumnya. Ke depan, perbaikan tanggul akan menjadi prioritas, mengingat banyak tanggul dalam kondisi kritis. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penertiban bangunan liar serta sosialisasi kepada warga agar tidak mengganggu fungsi tanggul.

"Diperlukan perbaikan tanggul sungai karena sudah banyak yang kritis. Selain itu, kami juga akan melakukan penertiban bangunan liar dan sosialisasi kepada warga agar tidak mengganggu fungsi tanggul," jelasnya.

Dwi Eko menambahkan bahwa debit air di 2 sungai utama di wilayah tersebut juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Saat ini, terdapat 34 rumah pompa yang dioperasikan untuk membantu mengendalikan banjir di berbagai wilayah, termasuk di Enggal, Taman, Waru, Sidoarjo, Tanggulangin, dan Porong.

"Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus berupaya mengatasi dampak banjir agar genangan air dapat segera surut dan aktivitas warga kembali normal," pungkas Dwi Eko.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads