Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek menyoroti pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bagong. Pembuangan material tanah diduga menjadi pemicu terjadinya banjir dan pendangkalan sungai.
Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi mengatakan, dari hasil peninjauan lapangan dan dengar pendapat, pendangkalan sungai terlihat di RT 23, Desa Ngares, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. Sungai yang awalnya mencapai kedalaman 5 meter, saat ini nyaris rata dengan daratan.
"Kita temukan beberapa permasalahan-permasalahannya, pertama dari hulunya itu ada tumpukan material-material dari proses pembuatan Bendungan Bagong main dam itu masuk ke sungai sehingga akhirnya membuat sungai itu dangkal yang parah itu di Temon," kata Doding, Selasa (25/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kondisi sungai saat ini tertimbun oleh ratusan ribu kubik material bebatuan dan tanah dari bendungan. Dampaknya, banjir bandang beberapa kali dirasakan oleh masyarakat sekitarnya.
Pendangkalan sungai tersebut terus menerus terjadi sejak tahun 2022. Bahkan, lanjut Doding, sedimen dari bendungan terbawa hingga aliran Sungai Ngasinan.
"Material yang kecil sampai Ngasinan," ujarnya.
Terkait persoalan itu pihaknya telah berkomunikasi dengan masyarakat terdampak dan pelaksana proyek bendungan. Untuk penanganan jangka pendek kini mulai dilakukan proses pengerukan sedimentasi dan dijadikan tanggul.
"Di situ ada 11 kepala keluarga yang bisa sewaktu-waktu terkena banjir. Sekarang prosesnya itu dibuat tanggul, nanti sungainya dikembalikan kedalamannya jadi lima meter lagi," imbuhnya.
Di sisi lain, pemerintah daerah ikut turun tangan dengan menangani dampak sosial yang ditimbulkan. Termasuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi banjir susulan.
Doding menambahkan, pihak PPK dan DAS Berantas juga tengah melakukan kajian untuk penanganan jangka panjang pada aliran sungai yang berada di bawah Bendungan Bagong.
"Mudah-mudahan kajian itu bisa segera jadi sehingga kita punya gambaran kajian jangka panjang itu seperti apa," katanya.
(irb/hil)