Warga Surabaya Diimbau Tak Panic Buying Jelang Ramadan 2025

Warga Surabaya Diimbau Tak Panic Buying Jelang Ramadan 2025

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 24 Feb 2025 06:30 WIB
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya Antiek Sugiharti
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya Antiek Sugiharti (Foto file: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Jelang Ramadan, harga sejumlah bahan pokok di pasar Surabaya merangkak naik. Namun pemerintah kota mengimbau agar warga tak perlu melakukan panic buying.

Sebab kebutuhan pangan di Kota Surabaya menjelang Ramadan disebut aman dan tercukupi. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya pun rutin menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di tiap kecamatan secara bergantian.

"Warga diharapkan tenang, belanja sesuai kebutuhan saja, tidak perlu panic buying. Warga harus belanja dengan bijak, jangan sampai belanja berlebihan, karena stok di pasar dan di distributor aman," ujar Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, Minggu (23/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Antiek mengatakan pekan depan saat Ramadan, Gerakan Pangan Murah (GPM) rencananya akan digelar dua kali untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Saat Ramadan, kami akan menggelar GPM dua kali untuk menjamin ketersediaan pangan aman, sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi," katanya.

ADVERTISEMENT

Antiek menerangkan, sejumlah bahan pokok yang umumnya tersedia pada program GPM, seperti yang digelar di wilayah Kelurahan Bendul Merisi belum lama ini di antaranya beras premium 5 kilogram dijual dengan harga sekitar Rp 68 ribu, lalu Minyakita Rp 15 ribu per liter, dan gula Rp17 ribu per kilogram.

"Ini adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan rumah tangga, salah satunya adalah persiapan untuk kebutuhan pangan menjelang Ramadan. Di sini, kami juga menggandeng UMKM dan gamis Padat Karya penghasil telur," terangnya.

Selain itu juga ada beberapa komoditas lain yang tersedia di Gerakan Pangan Murah (GPM) seperti cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, telur, hingga daging sapi segar maupun olahan.

"Kita melihat warga di sini antusias, paling banyak dibeli masih beras, minyak, telur, bawang merah, bawang putih, cabai besar dan cabai rawit," tukas Antiek.




(abq/iwd)


Hide Ads