Bapak Bawa 2 Anak Ngaku Ditolak Dinsos Jatim, Ini Faktanya

Bapak Bawa 2 Anak Ngaku Ditolak Dinsos Jatim, Ini Faktanya

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 23 Feb 2025 10:22 WIB
Darmansyah, Bapak 2 Anak Asal Konawe Yang Viral Mengaku Ditolak Dinsos Jatim
Darmansyah, Bapak 2 Anak Asal Konawe Yang Viral Mengaku Ditolak Dinsos Jatim Foto: Tangkapan layar (Instagram: Dinsosjatim)
Surabaya -

Viral di Media sosial, seorang pria bernama Darmansyah asal Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, bersama kedua anaknya, mendatangi Dinas Sosial Jawa Timur (Dinsos Jatim) untuk meminta bantuan pemulangan ke daerah asal. Namun, ia mengaku ditolak dengan alasan keterbatasan anggaran.

Dalam video yang diunggah ulang oleh akun Instagram Dinsos Jatim, Darmansyah menyebutkan bahwa Dinsos Jatim tidak memiliki anggaran untuk memulangkannya ke Konawe. Ia telah terlantar selama tiga hari di Surabaya.

Darmansyah dan anak-anaknya sebelumnya pergi ke Bandung, tetapi kehabisan ongkos. Oleh Dinas Sosial Jawa Barat, mereka dirujuk ke Dinsos Jatim untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut. Namun, Ia mengklaim tidak mendapat layanan pemulangan karena alasan anggaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kata orang Dinas Sosial Jawa Timur sudah tidak ada anggaran," ujar Darmansyah seperti dikutip detikJatim, Sabtu (22/2/2025).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Penanganan Korban Bencana Sosial, Liawati Suntiana, memaparkan kronologi kejadian. Menurutnya, Darmansyah datang ke Dinsos Jatim pada Sabtu (15/2) dengan membawa surat pengantar dari Dinsos Jawa Barat yang menyatakan ia terlantar dan membutuhkan pemulangan ke Konawe.

ADVERTISEMENT

"Pak Darmansyah diterima dengan baik, diarahkan ke tempat istirahat, dan diberi makan layak tiga kali sehari. Saat asesmen pada Senin (17/2), beliau awalnya tidak mengaku pernah dilayani pada 2018," kata Lia.

Lia menjelaskan bahwa layanan pemulangan orang terlantar (OT) hanya diberikan satu kali seumur hidup. Berdasarkan Sistem Informasi Manajemen Pemulangan Orang Terlantar yang Terintegrasi dan Teredukasi (Simlontar Rek), Darmansyah tercatat sudah mendapat layanan serupa pada 2018 bersama istri dan anak-anaknya.

"Kami tunjukkan bukti face ID di Simlontar Rek, dan terdeteksi beliau pernah kami layani. Akhirnya beliau mengakui dan minta maaf. Ia mengaku mengalami musibah kecopetan sehingga membutuhkan bantuan pemulangan," jelas Lia.

Dinsos Jatim kemudian menyarankan Darmansyah menghubungi keluarganya untuk bantuan, mengingat ia memiliki smartphone. Namun, Ia memilih mencari bantuan di tempat lain.

Selanjutnya, Darmansyah diarahkan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk mendapatkan bantuan tambahan. Meski begitu, tak lama kemudian Ia viral di media sosial karena disebut ditolak Dinsos Jatim.

Setelah kejadian ini, Darmansyah dan keluarganya ditampung di Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PRS PMKS) Sidoarjo. Dinsos Jatim akhirnya memutuskan untuk memfasilitasi pemulangan Darmansyah meski seharusnya hanya dilakukan sekali.

"Kami konfirmasi ke Dinsos Konawe, mereka bersedia menerima Namun tidak memiliki anggaran untuk pemulangan. Jadi, pemulangan diserahkan kepada Dinsos Jatim," terang Lia.

Proses pemulangan sempat terkendala karena anak kedua Darmansyah tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK). Saat diinterogasi, Darmansyah memberikan informasi yang tidak konsisten terkait keberadaan istrinya.

"Awalnya ia mengaku sudah berpisah dan istrinya berada di Taiwan, lalu berubah di Kalimantan. Ketika ditanya tanggal lahir anaknya, ia tidak tahu dan akhirnya menelepon istrinya, terungkap bahwa istrinya masih ada," ungkap Lia.

Setelah masalah ini terselesaikan, Darmansyah dan kedua anaknya dijadwalkan pulang pada Minggu (23/2/2025) pagi menggunakan kapal.

"Kami belikan tiket keberangkatan Minggu pukul 06.00 WIB. Selama menunggu, beliau memilih tinggal di pelabuhan dan kami tetap memberikan uang makan tiga kali sehari untuk tiga orang," tutup Lia.




(ihc/iwd)


Hide Ads