Pengasuh Ponpes Bahrul.Maghfiroh Prof Mohammad Bisri menyambut baik program seleksi penerimaan anggota Polri dari kalangan hafiz Al-Qur'an. Ia menilai kebijakan itu merupakan langkah positif membentuk personel Polri yang memiliki intergritas moral dan spritual tinggi.
"Para hafiz Al-Qur'an adalah individu yang telah ditempa dengan kedisiplinan, kesabaran, serta nilai-nilai luhur Islam. Jika mereka menjadi anggota Polri, saya yakin mereka dapat membawa manfaat besar bagi institusi kepolisian dan masyarakat luas," ujar Bisri kepada wartawan, Jumat (21/2/2025).
Rektor Universitas Brawijaya periode 2014-2018 ini menuturkan kebijakan yang dilakukan Polri ini merupakan langkah positif untuk menjadikan sosok anggota kepolisian yang memiliki integritas moral dan spiritual tinggi dalam memberikan pengayoman, melindungi, dan melayani masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh di Jl. Joyo Agung, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang, Prof Bisri memiliki pengalaman panjang dalam mencetak santri dan para penghafal Al-Qur'an.
PP Bahrul Maghfiroh berdiri sejak tahun 1988, sudah mendidik dan memiliki alumni ribuan santri yang tidak hanya unggul dalam hafalan Al-Qur'an, tetapi juga dibekali dengan pemahaman agama serta sikap disiplin yang kuat.
Prof Bisri menilai bahwa kehadiran hafiz Al-Qur'an dalam tubuh Polri dapat memperkuat karakter kepribadian yang jujur, amanah, dan berakhlak mulia di lingkungan kepolisian. Hal ini sejalan dengan visi Polri dalam membangun institusi yang profesional, modern, dan terpercaya.
"Saya berharap seleksi ini bisa berjalan dengan baik, dan para hafiz yang terpilih dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pendekatan yang humanis serta berlandaskan nilai-nilai keislaman," tambahnya.
Tidak diragukan lagi, di bawah kepemimpinan Prof Bisri, Ponpes Bahrul Maghfiroh telah mencetak banyak hafiz yang memiliki kualitas keilmuan dan karakter kuat.
Latar belakang akademisnya yang mumpuni juga menjadi bukti bahwa pendidikan agama dan pendidikan formal dapat berjalan beriringan.
Prof H Bisri sendiri merupakan mantan Guru Besar Teknik Pengairan pertama di Indonesia dan pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya (UB) periode 2014-2018.
Pria kelahiran 26 November 1958 ini juga dikenal sebagai praktisi dan akademisi di bidang pengelolaan sumber daya air. Ia merupakan inisiator Gerakan Menabung Air (GERAI), yang berfokus pada pemetaan wilayah rawan banjir dan pembuatan sumur injeksi di Malang Raya. Program ini bahkan telah diadopsi oleh pemerintah daerah, termasuk Pemprov DKI Jakarta.
Dengan kombinasi latar belakang keagamaan dan akademiknya, Prof. Bisri menegaskan bahwa hafiz Al-Qur'an memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, termasuk dalam institusi kepolisian.
"Kami berharap program seleksi anggota Polri ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak hafidz yang turut berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pendekatan yang lebih humanis dan berintegritas," harapnya.
(mua/iwd)