Kata Pengamat Unair soal Megawati Minta Kepala Daerah PDIP Tunda Retret

Kata Pengamat Unair soal Megawati Minta Kepala Daerah PDIP Tunda Retret

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 21 Feb 2025 11:45 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka acara Pendidikan Kader Perempuan Tingkat Nasional Tahun 2023 di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023). Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pendidikan kaderisasi perempuan ini diikuti oleh seluruh kader Partai di seluruh Indonesia secara hybrid.
Megawati Soekarnoputri (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Surabaya -

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan semua kepala daerah yang berasal dari PDI Perjuangan menunda kegiatan retret yang diadakan pemerintah di Akmil, Magelang, Jawa Tengah. Perintah ini dikeluarkan usai Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK karena kasus buron Harun Masiku.

Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Muzaqqi menyebut, PDIP sedang menunjukkan kekuatannya kepada pemerintah dan publik.

"Itu menunjukkan power dan sisi istimewa PDIP dan Bu Mega. Langkah politik dengan meminta kepala daerah PDIP menunda retret, saya rasa sebagai bentuk sisi kharismatik PDIP dan Megawati yang ingin ditunjukkan ke pemerintah juga publik," kata Fahrul saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (21/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fahrul menyebut, instruksi Megawati sebagai simbol ke pemerintah bahwa PDIP masih memiliki kekuatan besar, meski sudah tidak menjadi penguasa di tingkat eksekutif.

"Di sisi lain, itu menunjukkan secara simbolis bahwa PDIP ini masih memiliki taring, masih memiliki kekuatan yang tidak bisa diabaikan dalam artian situasi pasca penetapan tersangka Sekjen Hasto, lantas ada langkah politik mengejutkan dengan menunda retreat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Secara simbolis PDIP dan Megawati ingin menunjukkan PDIP partai besar dan memiliki kekuatan besar," tambahnya.

Menurut Fahrul, instruksi Megawati juga untuk sebagai ajang adu kekuatan ke pemerintah bahwa PDIP masih bisa memainkan isu-isu dan dinamika politik di tingkat nasional.

"Jadi Megawati ingin menunjukkan bahwa PDIP bukan partai sembarangan dan punya taring serta berpengaruh besar, bahkan masih mampu memainkan ritme politik nasional yang berlangsung," ungkapnya.

Fahrul menambahkan, saat ini Prabowo menjadi sosok sentral sebagai penengah antara konflik berkepanjangan antara PDIP dan Jokowi

"Apakah ke depan ada counter attack dari PDIP kepada pemerintahan Prabowo-Gibran, di sini saya melihat figur Pak Prabowo jadi sosok yang punya peran untuk menyeimbangkan di antara konflik PDIP dan Jokowi. Prabowo di tengah-tengah, dan patut kita nanti langkah apa yang nantinya akan diambil Prabowo termasuk kaitannya pemerintahannya ke depan bersama PDIP," tandasnya.




(faa/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads