Tak terasa, dalam hitungan hari, bulan suci Ramadan akan segera tiba. Bulan penuh berkah dan ampunan ini disambut suka cita seluruh muslim. Berbagai ibadah baik wajib maupun sunah dijalankan guna mengharapkan pahala berlipat ganda.
Saat ini, umat Islam sedang berada di bulan Syakban. Bulan ini menjadi momen yang tepat untuk mempersiapkan diri, beribadah dengan sungguh-sungguh agar saat Ramadan nanti, dapat mengambil hikmah dan keutamaan sebanyak-banyaknya.
Rasulullah SAW dan para sahabatnya telah memberikan contoh berbagai amalan yang dapat dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan. Simak sederet ibadah yang bisa dilaksanakan untuk menyambut Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tata Cara dan Doa Ziarah Kubur |
Amalan Jelang Ramadan
Selain menjaga kesehatan fisik, persiapan spiritual juga penting agar ibadah semakin khusyuk. Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan menjelang Ramadan, mulai dari memperbanyak istigfar hingga membiasakan puasa sunah. Abu Bakar Al- Balkhi seorang ulama sufi pernah berkata:
قال أبو بكر البَلْخِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: «شهر رَجَبشهر الزرع، وشهر شعبان شهر سقي الزرع، وشهر رمضان شهر حصاد الزرع»
Artinya: Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam. Bulan Syakban adalah bulan untuk mengairi tanaman. Sedangkan, bulan Ramadan adalah bulan untuk menuai hasil panen.
Ia menambahkan: Barang siapa tidak menanam benih amal salih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Syakban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadan?
Hikmah dari riwayat ini adalah bulan Syakban menjadi momen yang tepat bagi muslim untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib. Dengan persiapan ini diharapkan muslim akan merasa ringan dan terbiasa mengerjakan amalan baik di bulan Ramadan. Berikut beberapa amalan yang bisa dikerjakan jelang Ramadan.
1. Memperbanyak Puasa Sunah Bulan Syakban
Diriwayatkan dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW suka sekali berpuasa di bulan Syakban. Bahkan, disebutkan bahwa baginda Nabi Muhammad SAW berpuasa hampir satu bulan penuh di bulan Syakban.
Sehingga, bulan Syakban sering disebut sebagai waktu terbaik untuk melaksanakan puasa sunah. Menurut Nab SAWi, bulan ini merupakan bulan di mana diangkatnya amal baik, sehingga ia ingin diangkat amalnya saat sedang berpuasa. Seperti diriwayatkan dalam hadis berikut.
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: Ia adalah bulan saat manusia banyak yang lalai (dari beramal salih), antara Rajab dan Ramadan. Ia adalah bulan saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah SWT saat aku mengerjakan puasa sunah. (HR Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah mensahihkan hadis ini)
2. Istigfar dan Taubat
Istigfar atau memohon ampun kepada Allah SWT adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengingatkan tentang pentingnya memperbanyak istigfar untuk mendapatkan keberkahan dan keselamatan. Hal ini dituliskan dalam Surah Hüd ayat 52.
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Artinya: Dan (Hud berkata), 'Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling (dari-Nya) dengan berbuat dosa'.
Ayat ini menunjukkan bahwa beristigfar dan bertobat adalah pangkal segala kebaikan jiwa, raga, serta harta. Keutamaan Istigfar juga diperkuat dengan hadis berikut, Nabi Muhammad SAW bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ وَدَوَاءُ الذُّنُوْبِ الْاِسْتِغْفَارُ}.
Artinya: Dari Rasulullah SAW, "Setiap penyakit itu ada obatnya, dan obat-obatnya dosa adalah istigfar/meminta ampunan,". Hadis ini diriwayatkan imam Ad-Dailami dari sahabat Ali r.a,"
Memperbanyak istigfar menjelang Ramadan menjadi salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah lalu. Dengan tulus memohon ampun kepada Allah SWT, seseorang dapat merasakan ketenangan batin, sekaligus memperbaiki hubungan spiritual.
Istighfar bukan sekadar ucapan, tetapi wujud kesadaran dan pengakuan atas kesalahan yang pernah dilakukan. Sebagai pengingat, istighfar yang dilakukan dengan hati yang ikhlas dapat menjadi jalan untuk menggugurkan dosa-dosa, serta membuka pintu keberkahan di bulan suci yang akan segera tiba.
3. Memperbanyak Membaca Al-Qur'an
Membaca Al-Qur'an menjadi satu kegiatan yang sangat dianjurkan saat menjalani puasa Ramadan. Agar terbiasa, alangkah baiknya jika umat Islam mulai membiasakan diri dengan kegiatan ini sejak bulan Syakban. Selain itu, banyak hal positif yang dapat dipetik umat Islam yang terbiasa membaca Al-Qur'an. Hal ini sesuai hadis berikut.
عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ » رواه البخاري
Artinya: Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Tirmidzi).
Syekhul Islam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitabnya, Riyaadhus-Shaalihiin, menjabarkan beberapa keutamaan membaca Al-Qur'an. Berikut keutamaan membaca Al-Qur'an untuk muslim.
- Al-Qur'an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya.
- Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an merupakan sebaik-baik manusia.
- Orang-orang yang mahir membaca Al-Qur'an, maka kelak ia akan bersama para malaikat-Nya;
- Mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an, tidak perlu bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala.
- Al-Qur'an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah.
- Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an, serta malaikat akan melingkarinya.
4. Memperbanyak Sedekah
Memperbanyak sedekah di bulan Syakban membuat nilai sedekah lebih istimewa terutama karena bulan ini adalah waktu di mana catatan amal manusia diangkat kepada Allah SWT.
Allah SWT sangat mencintai amal sedekah. Cukup banyak ayat Al-Qur'an yang menceritakan keutamaan bersedekah. Salah satunya dalam surah Al-Baqarah ayat 271:
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ٢٧١
Artinya : Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan, jika kamu menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan, Allah SWT akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah SWT mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 271)
Sedekah di bulan Syakban adalah ladang pahala yang besar menjelang Ramadan. Selain mengikuti sunah Rasulullah SAW, sedekah juga menjadi amalan yang mendatangkan keberkahan dan perlindungan dari musibah.
Dengan memperbanyak sedekah di bulan ini, kita dapat melatih diri untuk lebih ikhlas, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta membantu sesama agar semakin siap menyambut bulan suci Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh keberkahan.
5. Mengganti Utang Puasa Sebelumnya
Muslim yang memiliki utang puasa hendaknya mengganti kewajibannya dengan melaksanakan puasa qadha. Kegiatan ini menjadi cara untuk menyambut Ramadan dalam keadaan bersih dan siap menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh. Kewajiban mengganti puasa tercantum dalam surah Al-Baqarah Ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.
6. Memperbanyak Doa Agar Bertemu Ramadan
Amalan lainnya yang bisa dilaksanakan adalah memperbanyak doa agar diberi umur dan kesehatan. Bertemu dan diberi kekuatan untuk menjalani bulan Ramadan merupakan rezeki yang tidak ternilai. Di bulan Ramadan, seorang hamba diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah SWT sembari menjalani puasa Ramadan.
Umat Islam juga akan bertemu dengan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Oleh karena itu, muslim dianjurkan banyak berdoa agar dipertemukan dengan bulan suci. Salah satu doa yang bisa dibaca adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Arab Latin: Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadan.
Artinya: Ya Allah SWT, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)
7. Membekali Diri tentang Bulan Ramadan
Sebelum memasuki bulan suci Ramadan, detikers yang beragama Islam dapat mempelajari terlebih dahulu tata cara puasa, rukun, serta doa-doanya agar lebih siap dalam beribadah. Selain itu, detikers bisa mempelajari berbagai keistimewaan bulan Ramadan agar mendapat syafaat sebesar-besarnya.
Banyak sumber ilmu yang bisa diakses. Selain artikel yang ditulis sumber tepercaya, detikers bisa mendengarkan ceramah ulama atau membaca buku tentang bulan Ramadan. Belajar dan menambah wawasan menjadi salah satu amal saleh yang diwajibkan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.
(ihc/irb)