Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, peribahasa itu layak disematkan pada Ragita Dwi Nur Rahmadiani. Sebab, ia mampu lulus cumlaude di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yang juga tempatnya bekerja sebagai satuan pengamanan (satpam).
Di kampus UM Surabaya itu, Ragita telah bekerja selama 7 tahun. Selama bekerja itu, ia juga ternyata mendaftar kuliah di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis kelas malam dan lulus cumlaude dengan IPK 3,8.
"Saya nggak nyangka bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Saya ingin bisa melanjutkan studi kembali," kata Regita usai diwisuda, Selasa (18/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, apa yang diraih bukan tanpa kendala. Namun tak ada yang mustahil selama bisa terus berusaha dan berjuang, maka mimpi akan menjadi nyata.
"Keterbatasan finansial mungkin bukan satu-satunya alasan untuk menguburkan impian kita, melainkan Allah ingin melihat seberapa jauh kita dapat bertahan dan gigih dalam memperjuangkan impian yang ingin kita raih," ujarnya.
Ragita menceritakan, sebenarnya dia tidak membayangkan bekerja menjadi satpam, karena tidak memiliki basic. Ketika SMK ia mengambil jurusan tataboga, setelah lulus ingin kuliah.
Namun saat itu ia terkendala biaya. Oleh karena itu memutuskan untuk bekerja dan menabung lebih dulu agar uangnya bisa dipakai daftar kuliah.
"Waktu itu ada lowongan satpam perempuan di UM Surabaya. Alhamdulillah keterima. Setelah 2 tahun jadi karyawan tetap, saya memutuskan untuk kuliah mengambil kelas malam, karena pagi kerja," ceritanya.
Latar belakang orang tuanya juga sederhana. Ayahnya Mulyono bekerja sebagai supir truk di pabrik gula Mojokerto, sementara ibunya Yuni Eka Winarti berjualan nasi dan kue keliling menggunakan sepeda motor.
Meski bekerja dan kuliah, Regita menyempatkan waktu untuk belajar. Waktunya pukul 15.00 WIB sebelum kuliah.
"Kebetulan kuliahnya pukul 18.00 WIB jadi di sela-sela itu saya belajar, apalagi kalau UTS dan UAS," pungkasnya.
(abq/fat)