Ribuan mahasiswa dari sejumlah kampus di Surabaya unjuk rasa tolak efisiensi pendidikan di depan Gedung DPRD Jatim. Unjuk rasa ini sempat ricuh setelah mahasiswa membakar keranda.
Pantauan detikJatim, ribuan mahasiswa mulai melakukan long march dan tiba di Gedung DPRD Jatim Jalan Indrapura sekitar pukul 13.03 WIB. Beberapa di antara mereka membawa keranda bertuliskan 'Indonesia Gelap'.
Keranda itulah yang dibakar di salah satu titik dekat kawat berduri karena tuntutan mereka untuk ditemui Ketua DPRD Jatim tidak segera dituruti. Mereka membakar keranda itu di kawat berduri yang ada di depan gerbang masuk ke gedung DPRD Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya di satu titik tersebut, mahasiswa lain mengumpulkan banner dan kertas berisi sejumlah tuntutan yang mereka bawa dan mulai membakarnya. Mahasiswa ini ternyata telah membekali diri dengan bensin dalam botol air mineral untuk mempercepat nyala api.
Begitu api dari pembakaran keranda dan banner semakin besar dan asapnya semakin tebal, polisi turun tangan. Sejumlah petugas berupaya memadamkan api dengan menyiramkan air.
Hal ini justru memicu amarah beberapa mahasiswa. Mereka mulai melemparkan botol ke arah petugas. Aksi ini memancing mahasiswa lain untuk melakukan hal yang sama sehingga petugas kembali harus melakukan tindakan.
Tampak sejumlah petugas berupaya menghalau mahasiswa dengan menghampiri massa. Pada saat itulah beberapa mahasiswa nyaris terpancing emosi untuk melakukan kekerasan tapi diingatkan oleh orator di atas mobil komando.
"Jangan terpancing, jangan terpancing!" kata orator tersebut.
![]() |
Orator kembali meminta agar Ketua DPRD Jatim keluar menemui mereka. Setelah kericuhan tersebut, salah satu Anggota DPRD Jatim keluar untuk menemui mahasiswa, tapi mahasiswa yang mengetahui itu menolaknya.
"Kami minta Ketua DPRD Jatim yang keluar menemui kami," ujar orator.
Ribuan mahasiswa yang berunjuk rasa kali ini terdiri dari sejumlah kampus. Baik Unair, Unesa, Uinsa, Untag, UPN, hingga Unitomo. Sebelum merapatkan barisan ke Gedung DPRD Jatim, mereka lebih dulu berorasi dari masing-masing kampus.
Dengan kompak mereka menyampaikan beberapa kritik atas kebijakan pemerintah yang tidak mewakil suara rakyat. Mereka meminta pimpinan DPRD Jatim keluar menemui massa.
"Kami menyoroti keputusan sektor pendidikan tidak becus sama sekali. Kami menuntut dewan pelayan rakyat mendengarkan aspirasi kami. Kami datang ke sini bukan tidak bawa apa-apa, tapi bawa tuntutan. Kami tidak mau negara kita bobrok dan kalah dengan negra lain. Hari ini pendidikan telah dipersekusi lagi," kata salah satu orator dari Unesa, Senin (17/2/2025).
"Kami tidak butuh makan siang gratis jika pendidikan kian miris!" Serunya diikuti riuh rendah suara massa mahasiswa.
Mahasiswa membawa sejumlah kertas berisi tulisan yang mengaspirasikan kekecewaan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Tulisan itu seperti 'Bubarkan Negara', 'Prabowo Impoten', 'Pak Prabowo Kami Butuh Pendidikan Gratis Bukan Makan Siang Gratis', 'Batalkan Efisiensi Anggaran Pendidikan'.
Lalu ada yang menuliskan kalimat 'Pemerintah Bablas Anggaran Dipangkas Konstitusi Dilibas #IndonesiaGelapMatiLampu' beserta gambar yang dinamai 'fufufafa'.
Selain itu ada luapan kekecewaan Unesa dalam tulisan berbunyi 'Apabila usul ditolak tanpa ditimbang. Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan. Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: sayang!'.
(dpe/fat)