Intip Kesibukan Peternak dan Perawat Kambing Kontes di Mojokerto

Intip Kesibukan Peternak dan Perawat Kambing Kontes di Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 15 Feb 2025 18:25 WIB
Perawatan kambing kontes di Mojokerto
Amin peternak dan perawat kambing kontes di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Kecintaannya kepada kambing kontes menjadikan Muhammad Amin (50) sebagai peternak sekaligus perawat. Warga Desa Parengan, Jetis, Mojokerto ini melayani pengobatan hingga pengawinan kambing kontes.

Amin memanfaatkan pekarangan di samping rumahnya untuk menyalurkan hobinya. Saat ini, ia memelihara 7 kambing, terdiri dari 1 kambing boer dan 6 kambing peranakan etawa (PE) berumur 6 bulan sampai 2 tahun.

Kambing boer miliknya kini dihargai Rp 28 juta. Kambing jantan berumur 1 tahun 8 bulan ini masuk 10 besar kontes di Blitar beberapa waktu lalu. Amin merawat kambing asal Afrika Selatan ini sejak berumur 1 tahun 2 bulan seharga Rp 22 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak saya jual karena saya ingin menjaga genetiknya, yaitu untuk kawin silang dengan betina PE menjadi cross boer," terangnya kepada detikJatim di rumahnya, Dusun Gondang, RT 6 RW 3, Desa Parengan, Sabtu (15/2/2025).

Kambing boer dan PE, lanjut Amin, sama-sama untuk kontes, bukan untuk pedaging. Biasanya, juri menilai berat badan, ketegapan kaki dan punggung, serta bulu yang bersih dan mengkilat.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kedua jenis kambing ini ideal untuk dikawin silang. Karakter kambing boer mempunyai bobot dan bentuk tubuh yang bagus, tapi pendek. Sedangkan PE mempunyai tubuh tinggi, tapi gampang stres.

Oleh sebab itu, kambing boer milik Amin kerap disewa peternak lain untuk kawin silang dengan kambing PE. Untuk jasa ini, ia memasang tarif Rp 300.000 per sekali kawin.

"Sehingga kalau dikawin silangkan (kambing boer dan PE), peranakannya tinggi dan besar," ujarnya.

Tidak hanya beternak, Amin juga melayani perawatan dan pengobatan kambing kontes. Penyuluh Industri Disperindag Kabupaten Mojokerto ini merawat kambing-kambing penuh kasih. Sehari-hari, bapak 2 anak ini dibantu istrinya, Masriah (50).

Perawatan kambing kontes di MojokertoMasriah, istri Amin turut membantu merawat kambing kontes (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

Seperti saat ini, ia merawat 4 kambing kontes milik orang lain. Kondisi empat kambing itu berbeda-beda, ada yang kudisan, diare, tidak mau makan, ada pula yang kondisi tulangnya lemah. Amin menggunakan metode tradisional.

Kambing yang diare ia obati dengan air rebusan pucuk daun jambu kristal dicampur gula merah. Kambing dengan tulang lemas ia minumi air campur gula merah. Kambing kudisan ia mandikan setiap hari menggunakan sampo. Sedangkan kambing yang susah makan ia beri obat cacing.

"Biaya sampai sembuh Rp 300 ribu. Sudah ada 4 kambing, 3 sudah sembuh," ungkapnya.

Amin mengaku keterampilan beternak dan mengobati kambing kontes ia pelajari secara autodidak. Menurutnya, kunci merawat kambing kontes adalah memastikan kebersihan kandang, kualitas pakan dan vitamin, serta kebersihan tubuh kambing.

Oleh sebab itu, setiap hari ia bangun pukul 04.00 WIB untuk membersihkan kandang kambing. Kemudian pukul 06.30 WIB, Amin memberi minum semua kambingnya dengan air gula merah. Baru lah istrinya memberi pakan berupa konsentrat dan ampas tahu.

Pakan tersebut diberikan setiap pagi dan sore. Pulang kerja, Amin kembali memberi minum semua kambingnya dengan air gula merah, vitamin B dan obat cacing. Setiap malam selama musim hujan, ia membuat perapian untuk menjaga kandang tetap hangat dan mengusir serangga.

Amin memperlakukan kambing-kambing ini penuh kasih. Kambing sehat ia mandikan 2 hari sekali dengan sampo. Kemudian ia sisir bulunya agar selalu rapi, lalu dibawa ke jalan agar bulunya cepat kering.

"Kalau dihitung cost-nya, setiap ekor menghabiskan biaya hanya Rp 3.000 per hari," tandasnya.




(abq/hil)


Hide Ads