Cap Go Meh merupakan perayaan hari ke-15 setelah tahun baru Imlek, dan menjadi penutup rangkaian perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa di berbagai belahan dunia. Tradisi ini memiliki makna khusus sebagai simbol keberuntungan, kebersamaan, serta doa untuk kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.
Pada perayaan Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa menjalankan tradisi turun-temurun yang tidak pernah absen setiap tahun. Pun sebaliknya, mereka akan menghindari pantangan-pantangan. Berikut beberapa tradisi yang umum dilakukan dalam perayaan Cap Go Meh di berbagai negara.
Tradisi Cap Go Meh
Cap Go Meh menjadi puncak dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang dinantikan banyak orang. Dari atraksi barongsai hingga lontong Cap Go Meh yang melegenda, perayaan ini menjadi simbol harmoni dalam keberagaman budaya. Berikut tradisi Cap Go Meh yang dilaksanakan masyarakat Tionghoa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Festival Lentera yang Penuh Warna
Di Tiongkok, Cap Go Meh identik dengan festival lentera. Ribuan lentera berwarna-warni menghiasi jalanan dan kuil-kuil sebagai simbol harapan dan keberuntungan. Selain itu, masyarakat juga melakukan ritual menerbangkan lentera ke langit sebagai simbol melepaskan doa dan harapan.
2. Santapan Khas Lontong Cap Go Meh dan Yuanxiao
Setiap perayaan tentu tidak lengkap tanpa hidangan khas. Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan menikmati lontong Cap Go Meh, yang merupakan perpaduan kuliner Tionghoa dan Jawa. Sementara itu, di Tiongkok dan Taiwan, masyarakat menikmati Yuanxiao, bola ketan manis yang melambangkan kebersamaan keluarga.
3. Ritual Keberuntungan Melempar Jeruk ke Laut
Di Malaysia dan Singapura, Cap Go Meh sering dianggap sebagai Hari Valentine versi Tionghoa. Wanita lajang akan menuliskan nama serta harapan mereka di jeruk, lalu melemparkannya ke laut atau sungai dengan harapan mendapatkan jodoh. Sementara itu, pria akan mengambil jeruk tersebut untuk mencari pasangan yang sesuai.
4. Parade Tatung di Singkawang
Di Indonesia, khususnya di Singkawang, Kalimantan Barat, perayaan Cap Go Meh sangat unik dengan adanya Parade Tatung. Para Tatung adalah orang yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural dan kebal terhadap benda tajam. Mereka berbaris dalam arak-arakan sambil menunjukkan atraksi menarik yang mencerminkan budaya Tionghoa dan Dayak.
5. Tarian Naga dan Barongsai
Tarian Naga dan Barongsai menjadi daya tarik utama dalam perayaan Cap Go Meh. Kedua tarian ini dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. Di berbagai kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya, pertunjukan ini kerap menjadi hiburan yang menarik perhatian masyarakat luas.
6. Permainan Tebak Teka-Teki di Lentera
Di Hong Kong dan Makau, perayaan Cap Go Meh juga identik dengan Cai Deng Mi, yaitu permainan menebak teka-teki yang ditulis di lentera. Permainan ini bukan hanya menghibur, tetapi juga mengasah kecerdasan dan menjadi ajang kebersamaan.
7. Pesta Kembang Api Meriah
Sebagai penutup rangkaian tahun baru Imlek, pesta kembang api sering dilakukan untuk mengusir nasib buruk dan menyambut keberuntungan. Kembang api menghiasi langit dengan warna-warna cerah, menciptakan suasana penuh semangat bagi seluruh masyarakat yang merayakannya.
Cap Go Meh bukan hanya menjadi perayaan penutup Imlek, tetapi sarat nilai budaya, keberuntungan, dan kebersamaan. Setiap negara memiliki cara unik dalam merayakan hari spesial ini, mulai dari festival lentera hingga parade Tatung di Singkawang.
Itulah beberapa hal yang biasa dilakukan masyarakat Tionghoa saat Cap Go Meh. Dengan berbagai tradisi yang penuh warna, Cap Go Mehmenjadi salah satu perayaan budaya Tionghoa yang paling dinantikan setiap tahunnya.
(hil/irb)