Jembatan putar yang berada di Stasiun Bangil, Pasuruan, beroperasi kembali. Fasilitas ini sudah ada sebelumnya, namun tidak digunakan karena dinilai belum memenuhi standar keselamatan.
"Setelah dilakukan perbaikan yang memenuhi teknis sarana saat ini, jembatan putar di Stasiun Bangil akan dioperasikan kembali. Pengoperasian ini akan memberikan efisiensi bagi kesediaan sarana yang ada, serta mampu meningkatkan keselamatan bagi perjalanan KA," kata Executive Vice President KAI Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, Jumat (7/2/2025).
Wisnu mengatakan, jembatan putar digunakan untuk sarana lokomotif yang memiliki kabin dengan salah satu sisinya memiliki ujung panjang, dan akan melakukan perjalanan berbalik arah dengan kabin masinis menghadap ujung panjang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran memiliki potensi bahaya yang tinggi, maka Daop 8 Surabaya mengganti lokomotif tersebut dengan ujung pendek yang menghadap depan untuk melanjutkan perjalanannya, sementara sarana sebelumnya tidak dioperasikan.
"Lokomotif tersebut berjenis CC 201 dan CC 203, dengan berat teknis sekitar 90 ton. Jembatan Putar ini dapat melakukan manuver lokomotif dengan berat maksimal 100 ton," terangnya.
Adapun teknis memutar lokomotif ini nantinya dengan menjalankan lokomotif pada jembatan putar kemudian 4-6 petugas akan mendorong tuas pada ujung jembatan hingga berbalik arah.
Pengoperasian jembatan putar ini nanti akan digunakan untuk memutar lokomotif pada KA Tawangalun relasi Malang Kotalama-Ketapang dan KA Ijen Ekspres relasi Malang-Ketapang.
"Selain itu pengoperasian jembatan putar dapat digunakan pada lokomotif KA KLB yang beroperasi nantinya," tambahnya.
Saat ini KAI Daop 8 Surabaya memiliki 3 jembatan putar di Stasiun Surabaya Pasarturi, Malang, dan Bangil, serta 1 jalur putar di Depo Sidotopo.
(hil/iwd)