Early Warning System (EWS) terpasang di Kampung Warna-Warni (KWW) Jodipan, Kota Malang, berbunyi sebagai tanda waspada banjir. Alarm siaga banjir itu berbunyi karena adanya kenaikan debit air sungai Brantas.
Debit aliran sungai Brantas diketahui mengalami peningkatan sejak hujan deras mengguyur wilayah Malang Raya sejak siang tadi. Adanya peningkatan elevasi air sungai diabadikan sejumlah warga dari bantaran sungai.
Dari video yang beredar di media sosial, EWS yang terpasang di Kampung Warna-Warni Jodipan terdengar berbunyi seiring naiknya debit aliran sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang warga merekam bagaimana tingginya elevasi aliran sungai yang nyaris menyentuh ujung dinding pembatas aliran sungai dengan permukiman warga, Senin (27/1/2025, sore.
Sirene terus mengaung seiring dengan derasnya aliran sungai Brantas yang berhulu di Bumiaji, Kota Batu, tersebut. Hingga kini belum ada laporan bahwa air sungai telah menjangkau pemukiman warga Kampung Warna-Warni.
"EWS dipasang sebagai penanda siaga banjir di DAS Brantas. Tadi sore TMA (tinggi muka air) merah," ujar Kalaksa BPBD Kota Malang Prayitno saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2025).
EWS dipasang Perum Jasa Tirta I selaku pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, sejak akhir Desember 2021 lalu. Alat deteksi dini bahaya banjir tersebut, diletakkan tak jauh dari ruang informasi di bawah jembatan kaca.
Perum Jasa Tirta I mencatat ada beberapa kali debit air skala terbesar yang pernah terjadi di DAS Brantas. Pertama pada 26 Desember 2007, saat itu debit air sungai mencapai 1.582 meter kubik per detik.
Berikutnya, debit air terbesar kedua terjadi pada 4 Febuari 2004 dengan debit air 1.460 m3/detik. Ketiga terjadi pada 1.370 m3/detik pada 15 Januari 1961.
Tinggi debit air terakhir dicatat pada 8 April 2022, yakni mencapai 587 m3/detik. Kala itu air sungai sudah naik hampir ke rumah warga Kampung Warna-Warni yang berdekatan dengan sungai.
EWS waktu itu berbunyi dengan dua lampu merah dan kuning menyala bersamaan, sebagai tanda siaga banjir.
"Iya kalau EWS banjir berbunyi, tandanya air sudah naik pada ketinggian yang dianggap berbahaya," tandas Prayitno.
(mua/iwd)