Satreskrim Polres Probolinggo Kota melakukan olah TKP ke lokasi ledakan misterius yang gegerkan warga Probolinggo. Ledakan yang diduga bondet itu menewaskan seorang remaja.
Bukan cuma olah TKP, polisi telah menerjunkan anjing pelacak untuk mencari barang bukti ledakan yang menewaskan korban bernama Irfan Widarto (20) warga Desa Mentor, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo.
Namun, belum bisa dipastikan apakah Irfan merupakan korban pelemparan bondet atau korban bondet miliknya sendiri yang tiba-tiba meledak hingga melukai dirinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mohon waktu, masih belum bisa memberikan keterangan terkait ledakan di Desa Mentor yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia," ujar Kasi Humas Polres Probolinggo Iptu Zainullah kepada wartawan.
Dia memastikan kejadian itu masih dalam penyelidikan polisi. Dia sampaikan bahwa polisi baru menerima laporan kejadian yang menghebohkan warga itu pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
"Kejadian ini masih diselidiki dan kami dalami. Kami menerima laporan pukul 07.00 WIB pagi," kata .
Sebelumnya, Warga Desa Mentor, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo digegerkan suara ledakan pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Warga yang terbangun mendatangi sumber ledakan dan menemukan seorang remaja terkapar bersimbah darah.
Warga sempat melarikan korban bernama Irfan itu ke IGD RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo. Namun sayang nyawanya tidak tertolong. Irfan dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Korban yang diduga terkena ledakan benda diduga bondet itu mengalami sejumlah luka serius. Di antaranya pada bagian perut dan paha mengalami luka bakar serta jari tangan kiri korban hancur.
"Kejadian sekitar pukul 1.30 WIB, saat itu posisi saya sedang di kamar mendengar suara ledakan. Saya sempat balik ke kamar lagi karena tidak ada orang. Setelah di kamar barulah terdengar suara orang minta tolong," kata Usman, warga setempat.
Setelah mendengar suara orang minta tolong Usman keluar rumah untuk mencari sumber suara dan menemukan Irfan tergeletak di pinggir jalan desa. Dia pastikan Irfan seorang diri, tidak ada orang lain.
"Tidak ada temannya, cuma satu orang ini yang minta tolong. Orang-orang tidak berani langsung menolong, karena mengalami luka. Sampai kepala desa dan perangkat datang dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata Usman.
(dpe/iwd)