5 Fakta Tragedi Pilu Longsor Jombang Timbun Bapak dan Anak

5 Fakta Tragedi Pilu Longsor Jombang Timbun Bapak dan Anak

Hilda Rinanda - detikJatim
Jumat, 24 Jan 2025 10:15 WIB
Jasad Nadin, korban longsor di Jombang saat ditemukan
Jasad Nadin, korban longsor di Jombang saat ditemukan (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Surabaya -

Duka menyelimuti Dusun Banturejo, Desa Sambirejo, Wonosalam, Jombang. Longsor yang melanda kawasan ini tidak hanya menghancurkan rumah-rumah warga, tetapi juga merenggut nyawa seorang bocah perempuan berusia 9 tahun, Nadin.

Nadin ditemukan tewas tertimbun material longsor. Ayahnya, Ducha Ismail (56), masih dalam pencarian setelah terkubur bersama Nadin di dalam rumah mereka.

Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Berikut adalah fakta-fakta di balik kejadian longsor yang memakan korban jiwa ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Longsor Menimpa Empat Rumah Warga

Longsor terjadi pada Kamis (23/1/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Material tanah dari kebun dengan kontur curam, menimbun empat rumah warga, salah satunya milik Slamet (51).

"Yang kena longsor 4 rumah, termasuk rumah saya," terang Slamet kepada wartawan di lokasi.

ADVERTISEMENT

2. Nadin Ditemukan Tertimbun, Ayahnya Masih Dicari

Ducha Ismail dan Nadin tertimbun saat tidur di rumah mereka. Jenazah Nadin ditemukan sekitar pukul 11.20 WIB di kedalaman 1,5 meter, sementara pencarian ayahnya dihentikan sementara karena hujan.

"Dua orang yang masih tertimbun adalah Ducha Ismail. Pencarian dilanjutkan besok," jelas Camat Wonosalam Haris Aminnudi, Kamis (23/1/2025).

3. Potensi Longsor Sudah Diketahui Sejak Tahun Lalu

Warga sebenarnya sudah mengetahui potensi longsor di kawasan tersebut sejak tahun lalu. Retakan sepanjang 150 meter muncul di kebun yang kini longsor.

"Tahun lalu tanahnya sudah retak-retak, ada yang amblas sekitar 0,5 meter. Ketambahan hujan 2 malam berturut-turut," ujar Slamet.

4. Relokasi Ditolak Sebagian Besar Warga

Pemerintah sebenarnya telah menyediakan 12 hunian sementara (huntara) setahun lalu, namun hanya dua keluarga yang bersedia pindah. Sepuluh keluarga lainnya, termasuk korban, memilih bertahan.

"Yang lain tidak mau relokasi. Mereka membuat surat pernyataan tidak mau pindah, katanya berserah ke Yang Maha Kuasa," ungkap Kades Sambirejo, Sungkono.

5. Hujan Deras Jadi Pemicu Longsor

Longsor dipicu oleh curah hujan tinggi selama dua hari berturut-turut. Kebun di belakang rumah warga menjadi longsor akibat kondisi tanah yang tidak stabil.

"Saat curah hujan tinggi, terjadi longsor seperti ini," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Jombang Wiku Birawa.

Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesadaran warga terhadap potensi bahaya di tempat tinggal mereka. Semoga pencarian Ismail segera membuahkan hasil, dan keluarga yang terdampak diberi kekuatan menghadapi cobaan ini.




(irb/hil)


Hide Ads