Tidur Siang di SMPN 39 Surabaya, Siswa Bawa Bantal-Karpet dari Rumah

Tidur Siang di SMPN 39 Surabaya, Siswa Bawa Bantal-Karpet dari Rumah

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 22 Jan 2025 15:50 WIB
Siswa SMPN 39 Surabaya uji coba relaksasi tidur siang di kelas
Siswa SMPN 39 Surabaya uji coba relaksasi tidur siang di kelas (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

SMPN 39 Surabaya menerapkan relaksasi tidur siang bagi siswa. Tujuannya, agar siswa lebih segar dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Siswa terlihat antusias, bahkan membawa bantal dan karpet sendiri dari rumah.

Pantauan detikJatim, setelah salat Zuhur di musala sekolah, siswa kembali ke kelas masing-masing untuk persiapan relaksasi tidur siang pukul 13.00 WIB. Kursi dan meja ditata di tengah kelas sebagai pembatas antara siswa laki-laki dan perempuan.

Tikar atau karpet kemudian digelar, dan siswa terlihat membawa bantal masing-masing. Pada pukul 13.10 WIB, siswa berdoa sebelum tidur, diputarkan musik relaksasi, dan pintu kelas ditutup. Siswa tidur selama 30 hingga 40 menit hingga pukul 13.45 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengawasan dilakukan oleh wali kelas yang berada di dalam kelas. Jika ada siswa yang tidak bisa tidur, guru akan mengarahkan mereka ke musala atau perpustakaan. Para siswa terlihat tenang dan menikmati jam tidur siang ini. Setelah salat Zuhur, mereka bahkan sudah tak sabar kembali ke kelas untuk persiapan tidur siang.

Kepala Sekolah SMPN 39 Surabaya Rini Aswinarti menjelaskan, program relaksasi tidur siang ini muncul karena melihat beberapa siswa tampak suntuk, lesu, mengantuk, lelah, atau menghadapi masalah di rumah. Ide tersebut bukan adopsi dari sekolah lain, melainkan hasil pengamatan perilaku siswa sendiri.

ADVERTISEMENT

"Muncul dari rapat dinas, ada usulan bagaimana kalau anak diadakan relaksasi, diputarkan lagu-lagu sebentar untuk memulihkan kembali konsentrasinya," kata Rini kepada detikJatim di sekolah, Rabu (22/1/2025).

Menurut Rini, banyak manfaat yang didapat dari relaksasi tidur siang ini, seperti mengurangi penggunaan HP, membangun empati dan simpati, serta membantu siswa menjadi lebih pemaaf.

Siswa SMPN 39 Surabaya uji coba relaksasi tidur siang di kelasSiswa SMPN 39 Surabaya uji coba relaksasi tidur siang di kelas Foto: Esti Widiyana/detikJatim

"Relaksasi ini ingin membangun empati, simpati, fokus belajar, segar, bugar, anak nggak emosian, tanggap terhadap lingkungan," ujarnya.

Rini menambahkan, fisik yang bugar membantu psikologi anak menjadi lebih tenang. Siswa pun dapat lebih fokus dan ceria dalam menjalani aktivitas.

"Bisa membangun empati, simpati kepada sesama, nggak emosian. Menjadi ceria, pemaaf, paham situasi, disiplin, belajar juga bisa terserap," sebutnya.

Pengawasan selama relaksasi tidur siang dilakukan dengan ketat. Wali kelas tetap berada di dalam kelas, sementara guru BK dan guru lainnya memantau dari luar kelas. Siswa hanya menggunakan fasilitas ruang kelas masing-masing tanpa tambahan khusus. Meski demikian, antusiasme siswa ternyata melebihi ekspektasi.

"Ternyata anak-anak bawa bantal, tikar, dan menata meja kursi. Bayangan saya tidak seperti itu. Ternyata anak-anak ini antusias, senang. Yang tidak ada alas tikar, kami sediakan di sekolah," ceritanya.

Rini mengatakan, program ini masih dalam tahap uji coba yang dilaksanakan setiap Rabu. Selanjutnya, pihak sekolah akan membagikan kuesioner kepada wali murid, guru, dan siswa untuk mengevaluasi apakah program ini layak dilanjutkan atau tidak.

"Nanti akan dilihat hasilnya, positif atau negatif. Kalau banyak negatif ya selesai. Kalau positif akan dievaluasi untuk membangunnya seperti apa, kurangnya apa, masukannya apa saja," jelasnya.

Pada uji coba pertama pada Rabu (15/1/2025), program ini mendapat respons baik dari wali murid. Bahkan, ada yang menawarkan bantuan berupa tikar.

"Wali murid baik, responsif, antusias, malah menawarkan dibawakan tikar," ujar Rini.

Siswa SMPN 39 Surabaya uji coba relaksasi tidur siang di kelasSiswa SMPN 39 Surabaya uji coba relaksasi tidur siang di kelas Foto: Esti Widiyana/detikJatim

Salah satu siswa kelas 8I, Angeluna Altha (14), mengaku senang dengan adanya program ini. Menurutnya, program ini membantu siswa me-refresh otak dan mengurangi penggunaan HP.

"Anak-anak butuh istirahat, perlu ada jam istirahat siang ini. Setelah tidur jadi fresh, di kelas lebih fokus nggak ngantuk. Biasanya ngantuk karena terlalu banyak belajar dan kegiatan di sekolah," kata Angel.

Angel berharap, program ini bisa terus berjalan karena manfaatnya sangat terasa. "Maunya terus, anak-anak suka tidur. Menyegarkan otak bisa dilanjutkan terus-menerus. Orang tua tahu, menerima juga, baik untuk kesehatan otak dan mental," ucapnya.

Sementara itu, Guru Bahasa Inggris SMPN 39 Surabaya, Wiwik Riwayanti mengatakan, program ini juga mendapat dukungan penuh dari para guru.

"Bapak, ibu guru ingin ada quality time, fresh melepas kepenatan. Tadinya belajar bisa fresh, mungkin ada masalah bisa tidur, relaksasi. Kami menciptakan kondisi relaksasi untuk meningkatkan hidup mereka, badan sehat, jiwa sehat, mental tertata," jelas Wiwik.

Ia menambahkan, hampir semua siswa senang dan antusias dengan program ini. "Setelah itu lebih segar, ketagihan. Banyak yang ketagihan minta setiap hari. Tapi dianalisa dulu. Hampir semua anak senang, badan segar," pungkasnya.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads