Istimewanya Tembakau Campalok dari Sumenep yang Menjadi Termahal di Dunia

Istimewanya Tembakau Campalok dari Sumenep yang Menjadi Termahal di Dunia

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 20 Jan 2025 16:45 WIB
Ilustrasi tembakau
Ilustrasi tembakau. Foto: Getty Images/surasit bunnet
Sumenep -

Tembakau Campalok adalah salah satu jenis tembakau khas dari Kabupaten Sumenep, yang dikenal dengan kualitasnya yang unggul. Tembakau ini memiliki aroma dan rasa yang khas, menjadikannya sangat diminati produsen rokok baik tingkat lokal maupun nasional.

Dilansir Instagram Pemprov Jatim, tembakau Campalok adalah komoditas unggulan yang hanya ditemukan di Dusun Jambangan, Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Tembakau ini ditanam pada ketinggian 248 mdpl.

Hasil panen tembakau Campalok sangat terbatas, yaitu hanya 14-15 kilogram per tahun. Tembakau Campalok juga dijuluki sebagai tembakau termahal di dunia, karena harganya mencapai Rp 5 juta per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keunggulan utama tembakau ini terletak pada kualitasnya yang tidak tertandingi. Di antaranya, memiliki kadar nikotin hanya 0,5-0,8%. Jadi, lebih ramah untuk pengisap tembakau. Tembakau Campalok pun menawarkan aroma harum.

Rasanya autentik dengan sentuhan warna merah kecokelatan serta tekstur lembut. Ketika dilinting, diisap, dan dimatikan, tembakau ini tidak meninggalkan bau atau rasa apek di mulut, sehingga memberikan pengalaman berbeda bagi para penikmatnya.

ADVERTISEMENT

Cerita Mitologi Tembakau Campalok

Tembakau Campalok tidak hanya dikenal karena kualitasnya yang unggul, tetapi juga karena mitologi yang menyelimuti asal-usulnya. Nama Campalok diambil dari pohon Campalok yang tumbuh di lahan tembakau tersebut. Pohon ini dianggap memiliki peran penting dalam menciptakan aroma dan cita rasa khas tembakau Campalok.

Menurut kisah yang diwariskan secara turun-temurun, pohon Campalok berasal dari bunga yang jatuh dari kepala Pottre Koneng, seorang putri Keraton Sumenep yang terkenal dengan kecantikannya.

Konon, Pottre Koneng singgah dan mandi di sekitar sebuah sumur di Dusun Jambangan, Desa Bakeong. Saat itulah, bunga dari kepalanya jatuh ke tanah, dan dari bunga tersebut tumbuhlah pohon Campalok.

Bunga dari pohon Campalok dikenal mengeluarkan aroma harum yang lembut dan unik. Masyarakat setempat percaya aroma ini mempengaruhi karakteristik tembakau yang ditanam di sekitarnya, memberikan cita rasa dan wangi yang tidak ditemukan pada jenis tembakau lain.

Mengenal Tembakau Campalok

Dilansir jurnal Universitas Trunojoyo Madura berjudul Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau Campalok Berbasis Web, yang ditulis Meftahol Arifin H, Jawa Timur dikenal sebagai provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia.

Salah satu wilayah utama yang menjadi sentra budidaya tembakau di Jawa Timur adalah Pulau Madura. Tiga dari empat kabupaten di Pulau Madura menjadi sentra tembakau, yaitu Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

Budidaya tembakau di Madura telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakatnya. Tembakau dibudidayakan secara turun-temurun dan dianggap sebagai komoditas utama karena memberikan keuntungan ekonomi yang menjanjikan. Tak heran, tembakau menjadi pendorong utama perekonomian lokal di pulau tersebut.

Meskipun secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sumenep, Campalok dikenal warga setempat sebagai daerah perbatasan. Sebab, lokasinya berdekatan dengan perbatasan antara Kabupaten Sumenep dan Pamekasan, dengan batas wilayah yang sangat tipis.

Lahan tembakau Campalok berada di salah satu bukit di Dusun Jambangan. Membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih satu jam dari Kota Sumenep untuk menuju lahan Campalok. Lokasinya sejauh 55 km dari arah Kota Sumenep, serta harus melewati empat kecamatan, yakni Kecamatan Batuan, Lenteng, Ganding, dan Guluk-guluk.

Tembakau Campalok hanya ditanam di lahan kecil berukuran 20x30 meter. Meskipun lahan ini terlihat sederhana seperti kebanyakan lahan tembakau lainnya, ada sejumlah keunikan yang membuatnya istimewa.

Salah satu hal yang mencolok adalah lokasi lahan tembakau Campalok yang berdekatan dengan area pemakaman. Di pinggir lahan, terdapat pohon Campalok yang menjadi simbol dan nama dari tembakau ini.

Menariknya, sejak dulu ukuran pohon ini tidak pernah berubah, tetap kokoh, dan ikonik. Pohon ini memiliki ciri khas pada daunnya yang berwarna hijau kekuningan dan mengeluarkan aroma yang sangat menyengat. Aroma inilah yang diyakini mempengaruhi kualitas tembakau di sekitarnya, menciptakan rasa dan aroma unik yang sulit ditiru.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads